Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Baru: Face Shield dan Masker Berkatup Tak Efektif Cegah Covid-19

Kompas.com - 03/09/2020, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan kita banyak melihat masyarakat hanya mengenakan face shild atau masker berkatup saat berada di luar rumah.

Mulai dari tokoh publik hingga masyarakat biasa banyak yang melakukannya. Alasannya, kedua alat ini dianggap lebih nyaman untuk bernapas, tidak sesak seperti saat pakai masker kain atau masker medis.

Namun, studi baru menunjukkan pemakaian face shield dan masker berkatup saja tak cukup mencegah Covid-19.

Orang yang memakai face shield dan masker berkatup tetap dapat menyemprotkan droplets atau tetesan pernapasan ke area sangat luas saat bersin, batuk, atau berbicara.

Baca juga: ITB Bagikan Face Shield Gratis untuk Petugas Medis Tangani Corona

Model simulasi menunjukkan, kedua alat ini tidak efektif dalam mencegah penyebaran virus corona SARS-CoV-2 saat digunakan sendiri.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Physics of Fluids, Selasa (1/9/2020), peneliti asal Florida Atlantic University melacak bagaimana droplet buatan menyebar melalui lubang hidung manekin yang telah mengenakan face shield plastik dan master berkatup.

Tim melacak penyebaran droplets itu menggunakan lembaran laser vertikal dan horisontal.

Face shield awalnya menghalangi jalannya penyebaran droplets saat mereka bergerak maju.

"Tapi droplets yang keluar dari lubang hidung manekin dapat bergerak ke sekitar face shield relatif mudah dan menyebar ke area yang luas," kata para peneliti dalam laporannya seperti dilansir AFP, Selasa (1/9/2020).

Sementara itu, desain masker berkatup mungkin memudahkan orang bernapas dan membuat tidak sesak.

Namun simulasi ini menemukan, ada banyak droplets yang dapat melewati lubang di katup masker dengan mudah.

"Artinya masker berkatup tidak efektif dalam menghentikan penyebaran virus corona, jika yang memakai masker itu orang yang terinfeksi," imbuh peneliti.

Karena studi ini adalah simulasi, riset ini tidak memberikan data tentang kondisi pasti yang akan menyebabkan penyebaran infeksi.

Misalnya, dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, tidak jelas berapa lama virus tetap menular di udara, dan seberapa jauh partikel infeksi dapat menyebar, atau berapa banyak virus yang dibutuhkan untuk membuat seseorang sakit.

ilustrasi masker non medis cegah virus coronashutterstock ilustrasi masker non medis cegah virus corona

Penulis juga mencatat bahwa bahkan masker terbaik pun memiliki tingkat kebocoran tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com