Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Asal Penguin? Studi Genom Berhasil Temukan Jawabannya

Kompas.com - 24/08/2020, 19:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber New Atlas


KOMPAS.com- Selama ini penguin identik berasal dari wilayah dingin, seperti Antartika. Tapi siapa sangka jika apa yang selama kita pikirkan itu tidak sepenuhnya benar.

Sebuah studi genom baru berhasil mengungkap kapan dan di mana asal penguin modern.

Studi tersebut menunjukkan bahwa burung yang tak bisa terbang itu justru berasal dari perairan pesisir Australia dan Selandia Baru.

Seperti dikutip dari New Atlas, Senin (23/8/2020) studi genom penguin ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel darah dan jaringan dari 18 spesies penguin.

Baca juga: Kekuatan Kotoran, Ungkap Keberadaan Koloni Penguin Kaisar yang Tersembunyi

 

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal PNAS bertujuan untuk mengurutkan genom penguin dan secara efektif memetakan evolusinya saat menyebar ke seluruh dunia.

Bukti genetik ternyata mengungkapkan jika asal penguin pertama kali muncul di perairan pesisir Australia dan Selandia Baru yang relatif lebih hangat sekitar 21 hingga 22 juta tahun yang lalu.

Barulah kemudian penguin ini menyebar ke selatan, menuju perairan Antartika yang lebih dingin serta mengembangkan kemampuan untuk mentolerir suhu beku.

Tetapi tak berhenti sampai Antartika saja, peneliti juga menyebut penguin menyebar lebih luas ke seluruh dunia, termasuk wilayah yang lebih hangat seperti Amerika Selatan dan Afrika.

Penguin Raja di Saint Andrews Bay, South Georgia Island, Antartika. Kotoran yang dihasilkan koloni penguin ini menghasilkan gas tawa yang memabukkan para peneliti. Penguin Raja di Saint Andrews Bay, South Georgia Island, Antartika. Kotoran yang dihasilkan koloni penguin ini menghasilkan gas tawa yang memabukkan para peneliti.

"Kami dapat menunjukkan bagaimana penguin melakukan persebaran untuk menempati lingkungan yang sangat berbeda-beda mulai dari suhu 9 derajat Celcius di perairan sekitar Australia dan Selandia Baru hingga suhu dingin di Antartika," ungkap Rauri Bowie, salah satu penulis dalam studi ini.

Peneliti mencatat kemampuan penguin yang luar biasa untuk beradaptasi dengan iklim yang beragam merupakan proses evolusi yang berlangsung selama jutaan tahun.

Baca juga: Unik, Penguin Antartika Keluarkan Gas Tawa Peneliti Dibikin Mabuk

 

Sayangnya, beberapa spesies penguin di dunia mengalami penurunan drastis yang menunjukkan kecepatan perubahan iklim.

Dan ini bukan kabar baik karena penguin tidak punya cukup waktu untuk beradaptasi mengukuti kecepatan perubahan iklim saat ini.

"Kami ingin menegaskan bahwa butuh jutaan tahun bagi penguin untuk dapat menempati habitat yang begitu beragam. Namun pemanasan global membuat penguin tidak akan mampu beradaptasi cukup cepat mengimbangi perubahan iklim," tambah Bowie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber New Atlas
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com