Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Pandemi Virus Corona Lebih Mudah Diatasi Dibandingkan Flu Spanyol

Kompas.com - 22/08/2020, 20:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN,BBC


KOMPAS.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berharap pandemi virus corona dapat berakhir kurang dari dua tahun.

Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (22/8/2020), Tedros mengatakan flu Spanyol yang menjadi pandemi global pada tahun 1918, setidaknya dapat diatasi dalam waktu dua tahun.

Melihat kemajuan teknologi yang berkembang saat ini, dia meyakini bahwa dunia memungkinkan untuk menghentikan virus dalam waktu yang lebih singkat.

"Tentunya dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang lebih besar untuk menyebar. Tetapi pada saat yang sama, kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya, dan pengetahuan untuk menghentikannya," kata Tedros di Jenewa.

Baca juga: WHO: Kasus Covid-19 Global Tembus 22 Juta, Herd Immunity Tidak Akan Tercapai

Flu Spanyol menjadi pandemi pertama bagi dunia pada tahun 1918 yang menewaskan sedikitnya 50 juta orang.

Sedangkan pandemi virus corona baru saat ini, telah membunuh lebih dari 800.000 orang dan menginfeksi lebih dari 23 juta orang di seluruh dunia.

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan, seperti dikutip dari CNN, mengatakan diperlukan tiga gelombang untuk menginfeksi sebagian besar individu yang rentan.

"Kemudian (virus corona) mungkin menjadi pola musiman. Sangat sering pandemi virus tetap menjadi pola musiman dari waktu ke waktu," kata Ryan.

Baca juga: Soal Vaksin Corona Rusia, WHO Akan Lakukan Pra-kualifikasi Vaksin

Kendati demikian virus corona SARS-CoV-2 tidak menunjukkan pola gelombang serupa, kata Ryan.

Alih-alih melewati gelombang yang menawarkan kelonggaran, virus corona dapat ditekan dengan tindakan ketat, tetapi pemulihan akan lebih cepat.

"Yang jelas, ketika penyakitnya tidak terkendali, ia akan melompat kembali," imbuh Ryan.

Angka kematian Covid-19 terus meningkat

Sementara itu, Ryan juga memperingatkan skala wabah virus corona di Meksiko tidak diketahui.

Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19Shutterstock Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19

Ryan mengatakan pengujian atau tes Covid-19 di Meksiko sekitar tiga orang per 100.000 setara dengan sekitar 150 orang per 100.000 orang yang dites di Amerika Serikat.

Oleh karenanya, Meksiko memiliki jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi ketiga di dunia, dengan hampir 60.000 kematian yang tercatat sejak awal pandemi, menurut data Johns Hopkins University.

Sementara di Amerika Serikat, jumlah total kematian telah mencapai 179.240 kasus.

Sedangkan di belahan dunia lain, Korea Selatan juga mencatatkan 324 kasus baru dan seperti wabah sebelumnya, infeksi baru itu dikaitkan dengan penyebaran virus di gereja.

Baca juga: WHO Ingatkan Hindari Perawatan Rutin Gigi untuk Cegah Virus Corona

Kenaikan kasus Covid-19 juga terjadi di Eropa, seperti Polandia dan Slovakia yang mengumumkan rekor infeksi harian per Jumat (21/8/2020) lalu masing-masing 903 kasus dan 123 kasus.

Kondisi yang lebih buruk di tengah pandemi virus corona dialami Lebanon, dengan infeksi berlipat ganda sejak ledakan dahsyat di ibukota Beirut yang menewaskan 178 orang dan melukai ribuan orang pada 4 Agustus lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com