Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2020, 20:02 WIB


KOMPAS.com- Tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bukan berarti tanpa resiko. Buktinya, baru-baru ini NASA mengumumkan jika ISS ternyata mengalami kebocoran.

Stasiun luar angkasa ini tidak sepenuhnya kedap udara. Setiap hari kabin kehilangan sedikit udara dan harus dipantau dengan hati-hati supaya tekanan udara dapat dipertahankan sekaligus mengidentifikasi kebocoran.

Seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (22/8/2020), NASA sebenarnya pertama kali melihat indikasi kebocoran tersebut pada September 2019, tapi peningkatan kebocoran udara tak terlalu menimbulkan kekhawatiran serius.

Baca juga: Mungkinkah Stasiun Luar Angkasa jadi Tempat Teraman dari Virus Corona?

Namun sekarang tingkat kebocoran tersebut rupanya telah meningkat dan menyebabkan udara di ISS menjadi berkurang. NASA pun bekerja keras mencari tahu dari mana kebocoran itu berasal.

Sementara itu, kru ISS tidak berada dalam bahaya. Tetapi astronot NASA Komandan Chris Cassidy, kosmonot Roscosmoes Ivan Vagner dan Anatoly Ivanishin terpaksa harus berpindah ke Modul Layanan Zvezda sembari menunggu misi kontrol mencari sumber kebocoran.

Setelah kebocoran dapat terlacak, maka kru dapat melakukan pencarian yang lebih terperinci untuk menemukan sumber kebocoran.

Di antara banyak tugas lainnya, para astronot bisa bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) NASA.Supplied: NASA Di antara banyak tugas lainnya, para astronot bisa bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) NASA.

Baca juga: Astronot Panen Selada di Stasiun Luar Angkasa, Amankah Dikonsumsi?

"Semua palka stasiun luar angkasa akan ditutup akhir pekan ini sehingga misi pengontrol dapat berhati-hati memantau tekanan udara di setiap modul," ungkap Mark Garcia, perwakilan dari NASA.

Kebocoran terakhir di stasiun ini terjadi dua tahun lalu dan teridentifikasi pada 29 Agustus 2018. Tindakan serupa juga dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini.

Hasil penyelidikan menyebut jika ada lubang kecil sebesar 2 mm yang kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manufaktur.

Melacak kebocoran semacam itu memang menjadi sebuah tantangan karena fluktuasi tekanan udara normal di dalam ISS. Tekanan juga berubah karena fluktuasi suhu, serta pengoperasian stasiun luar angkasa yang rutin dilakukan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+