Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Orangutan Indonesia Kritis, Bagaimana Melindunginya di Alam?

Kompas.com - 22/08/2020, 11:20 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Adapun habitat yang mendukung perkembangbiakan orangutan adalah sebagai berikut.

  • Memiliki kanopi hutan yang bagus
  • Tajuk pohon lebat
  • Memiliki produktivitas pohon buah tinggi (menjadi yang paling penting)

Sementara, predator utama orangutan adalah manusia dengan segala kegiatan baik dari sisi pembangunan yang merusak habitat alaminya, maupun pemburuan dan penjualan satwa yang dilindungi itu sendiri.

Oleh sebab itu, Sunandar menegaskan butuh kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak agar bisa melakukan konservasi orangutan dengan baik.

Baca juga: Ancaman Virus Corona Bagi Kehidupan Orangutan di Indonesia

Kunci konservasi adalah kolaborasi

Upaya konservasi orangutan di luar habitat alami menjadi salah satu pilihan untuk menyelamatkan satwa ini dari kepunahan.

Adanya upaya kolaboratif yang melibatkan seluruh pihak menjadi kunci untuk melindungi populasi orangutan.

Salah satu contoh kemitraan atau kerja sama dengan bentuk komitmen konservasi orangutan ini adalah pengelolaan habitat orangutan di Bentang Alam Wehea-Kelay, yang disebut dengan Forum Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay.

Saat ini, pengelolaan habitat di kawasan tersebut telah melibatkan 23 mitra mewakili sektor pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat.

Baca juga: Berstatus Terancam Punah, Begini Kondisi Orangutan Indonesia Saat Ini

Penasihat Konsesi Kehutanan PT Gunung Gajah Abadi Group Prof Soeyitno Soedirman menyatakan bahwa keberadaan orangutan di wilayah perusahaan adalah sebuah aset ekosistem.

"Kami sudah bergabung bersama Forum Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay, belajar bersama-sama tentang bentang alam di wilayah ini, memahami dan menyadari potensi keanekaragaman hayati di wilayah ini. Kami survei bersama, kami petakan bersama, dan membuat protokol yang disepakati bersama,” tuturnya.

Sementara itu, Arif berkata, upaya yang baik dari kolaborasi untuk mengelola penjagaan atau perlindungan habitat orangutan tentunya membutuhkan data.

Sebab, kebijakan terhadap pengelolaan bentang alam sebagai kawasan orangutan tersebut nantinya tidak ditetapkan asal prakira saja, melainkan berdasarkan basis data yang terjadi di lapangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com