Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Covid-19 Baru Ungkap Urutan Kemunculan Gejalanya yang Unik

Kompas.com - 20/08/2020, 19:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Jika hanya berdasarkan gejalanya, membedakan Covid-19 dengan penyakit flu dan virus corona lainnya bukan perkara mudah.

Pasalnya, gejala Covid-19 sering kali tidak spesifik, yaitu batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot, demam dan diare.

Namun, sebuah studi baru terhadap data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 55.000 kasus Covid-19 di China mengungkapkan bahwa kemunculan gejala Covid-19 memiliki pola yang unik.

Data tersebut menunjukkan bahwa urutan gejala Covid-19 biasanya diawali dengan demam yang kemudian disusul oleh batuk dan nyeri otot, baru diikuti oleh mual dan muntah, dan akhirnya muncul diare.

Baca juga: 5 Klasifikasi Kasus Covid-19 di Indonesia, Tanpa Gejala, Ringan sampai Kritis

Pola unik ini menjadi semakin jelas terlihat ketika dibandingkan dengan pola kemunculan gejala dari ribuan kasus influenza yang dikumpulkan oleh University of Michigan, hampir 150 kasus SARS di Toronto dan sejumlah kasus MERS yang dilaporkan di Korea.

Influenza biasanya dimulai dengan batuk baru demam; sementara MERS dan SARS biasanya memiliki permulaan yang mirip dengan Covid-19, tetapi diare terjadi duluan sebelum mual dan muntah.

Bahkan ketika para ahli juga memperhitungkan gejala Covid-19 lain, seperti nyeri tenggorokan dan lemas, urutannya cenderung sama: demam, batuk, nyeri otot, mual dan muntah, dan diare.

Salah seorang penulis studi, Joseph Larsen yang juga peneliti biologi komputasional dan bioinformatika di University of Southern California, mengatakan, urutan dari gejalanya (Covid-19) menjadi penting.

Baca juga: WHO: Kasus Covid-19 Global Tembus 22 Juta, Herd Immunity Tidak Akan Tercapai

"Mengetahui bahwa setiap penyakit memiliki perkembangan gejala yang berbeda membantu para dokter mengidentifikasikan lebih awal, apakah seseorang terkena Covid-19 atau penyakit lainnya, dan membuat keputusan penanganan yang lebih baik," ujar Larsen, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (20/8/2020).

Temuan ini juga memperkuat anjuran untuk mengecek temperatur sebagai screening Covid-19 karena demam biasanya menjadi gejala pertama yang muncul.

Menanggapi temuan yang telah dipublikasikan dalam Frontiers in Public Health ini, pakar reumatologi Bob Lahita yang tidak terlibat dalam studi berkata bahwa model gejala baru ini bisa menjadi panduan yang baik.

Memperhatikan gejala awal dari berbagai infeksi pernapasan bisa membantu membedakan Covid-19 dari penyakit-penyakit lainnya, bahkan ketika gejalanya tidak muncul sama persis pada setiap orang yang terinfeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com