Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Selesaikan Uji Klinis Imunomodulator Herbal untuk Pasien Covid-19

Kompas.com - 17/08/2020, 17:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Memanfaatkan kekayaan tanaman obat yang dimiliki Indonesia, ratusan peneliti mengembangkan imunomodulator herbal bagi pasien Covid-19.

Imunomodulator adalah zat yang dapat memengaruhi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini dikembangkan para peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kepada para pasien di Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.

Selain LIPI, peneliti juga berasal dari Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia, dan tim tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Baca juga: Tingkatkan Imun Pasien Corona, LIPI Siap Uji Coba Obat Herbal Indonesia

Dalam Diskusi Tim Uji Klinis Kandidat Imunomodulator untuk Pasien Covid-19 disampaikan saat ini uji klinis telah selesai dilakukan dan tim peneliti sedang melakukan pengumpulan data yang akan dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selalu regulator.

"Kami tidak akan melaporkan hasil uji klinis ini, sebelum BPOM menyatakan imunomodulator ini berhasil atau tidaknya," kata Masteria Yunovilsa Putra, Ph.D dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI selaku Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator Herbal untuk Penanganan Covid-19, Senin (17/8/2020).

ilustrasi pasien Covid-19 ilustrasi pasien Covid-19

Baca juga: Obat Corona, Ini Update Immunomodulator Herbal LIPI untuk Pasien Covid-19

Terdapat dua produk yang diuji klinis sebagai imunomodulator, yakni Cordyceps militaris dan kombinasi ekstrak herbal.

Kombinasi ekstrak herbal ini terdiri dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum), daun meniran (Phyllanthus niruri), sambiloto (Andrographis paniculata), dan daun sembung (Blumea balsamifera).

"Kombinasi herbal tersebut sudah diformulasikan, memiliki data stabilitas dan ada prototipenya," ungkap Masteria.

Riset ini sudah dimulai sejak 8 Juni lalu dan melibatkan 90 subjek penelitian dengan rentang usia 18-50 tahun yang diberikan intervensi selama 14 hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com