Sebagai ilmuwan, bagi kami, memahami bagaimana cahaya menarik serangga dapat membantu kami memahami mengapa jumlah serangga menurun.
Bisa jadi lampu membuat serangga mudah dimangsa karena membuat mereka berkumpul di satu tempat dan mengganggu kemampuan mereka untuk menghindari kelelawar.
Atau saat matahari terbit, serangga telah terperangkap di permukaan yang tidak alami sehingga mereka menjadi mangsa empuk bagi burung dan kadal.
Masalah lain, bisa jadi serangga yang terperangkap, terpikat keluar habitat normalnya, terpaksa bertelur jauh dari tanaman yang dibutuhkan anak mereka untuk makan.
Banyak serangga juga kemungkinan mati karena kelelahan saat mengitari lampu.
Jika kamu ingin membantu serangga, kamu dapat menggunakan bola lampu kuning atau merah di bagian luar rumah Anda.
Lampu ini menarik lebih sedikit serangga. Lampu dengan sensor gerak juga berguna, karena hanya menyala saat dibutuhkan.
Seiring kita mengeksplorasi bagaimana polusi cahaya mempengaruhi serangga, penelitian dapat menjadi sumber informasi bagi pemerintah lokal dan nasional dalam mengelola cahaya untuk melindungi alam.
Carlos Linares
Ph.D. Candidate in Ecology, Evolution and Behavior and Biological Sciences, Boise State University
Jesse Barber
Associate Professor of Biological Sciences, Boise State University
Halo, apakah kamu punya pertanyaan untuk para pakar? Sampaikan pertanyaanmu ke curiouskids@theconversation.edu.au Tuliskan nama, umur, dan kota tempat tinggalmu. Kami akan berupaya sebaik mungkin untuk dapat menjawab pertanyaanmu.
Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul " Mengapa laron tertarik pada cahaya?". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.