Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2020, 07:11 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kenaikan tiga kali lipat jumlah kasus Covid-19 di kalangan orang muda selama lima bulan ini. Lonjakan itu terjadi karena kurangnya perhatian kaum muda untuk menjaga jarak sosial.

WHO melaporkan bahwa 15 persen dari enam juta kasus yang muncul antara akhir Februari dan pertengahan Juni terjadi di kelompok usia antara 15 dan 24 tahun. Sebelum akhir Februari, angkanya adalah 4,5 persen.

"Kami telah katakan sebelumnya dan akan kami katakan lagi: orang-orang muda bukannya tidak rentan," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Orang-orang muda dapat terjangkit, orang-orang muda dapat meninggal, dan orang-orang muda dapat menularkan virus ke orang lain.”

Baca juga: Ilmuwan Temukan Bukti Bagian dari Sistem Kekebalan dapat Memperparah Covid-19

Para pakar kesehatan menyatakan generasi muda cenderung lebih kecil kemungkinannya mengenakan masker dan menerapkan jarak sosial.

Mereka juga lebih besar kemungkinannya untuk tetap pergi bekerja, mengunjungi pantai, bar, atau berbelanja.

AS, Perancis, Jerman, Spanyol dan Jepang termasuk di antara negara-negara yang melaporkan pertumbuhan terbesar penularan di kalangan generasi muda.

Para pejabat di Tokyo telah menyatakan mereka berencana melakukan tes virus corona di kawasan hiburan di kota itu, di mana banyak orang-orang muda berkumpul.

Mereka juga meminta kelab-kelab malam untuk memastikan pengunjungnya menjaga jarak.

Statistik baru itu muncul sementara jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di seluruh dunia telah melebihi 700 ribu orang di antara sekitar 18,5 juta orang yang terjangkit, sebut Coronavirus Resource Center di Johns Hopkins University.

Banyak negara yang mengalami kenaikan dramatis kasus dan kematian akibat Covid-19, termasuk di antaranya Australia.

Rekor penambahan terbesar dalam satu hari, 725 kasus baru dan 15 kematian, tercatat di negara bagian Victoria, di mana kota terbesar kedua di negara itu, Melbourne, berada.

Baca juga: Benarkah WHO Tak Sarankan Masker Universal Cegah Covid-19? Ini Penjelasannya

Di AS, yang memimpin di dunia dalam jumlah total kasus dan kematian akibat Covid-19, para gubernur enam negara bagian telah membentuk aliansi untuk membeli 3,5 juta perangkat tes cepat virus corona.

Prakarsa yang melibatkan Louisiana, Maryland, Massachusetts, Michigan, Ohio dan Virginia ini diambil di tengah-tengah ketiadaan strategi pengujian di tingkat nasional dari pemerintah federal di Washington, selain keterlambatan keluarnya hasil tes oleh laboratorium-laboratorium swasta. Sejumlah laboratorium melaporkan keterlambatan lebih dari sepekan.

Gubernur Maryland Larry Hogan, yang berunding di aliansi itu dalam hari-hari terakhirnya sebagai ketua Asosiasi Gubernur Nasional, mengatakan, lembaga amal Rockefeller Foundation akan membantu negara bagian-negara bagian dalam mendanai pembelian perangkat tes virus corona.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com