Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/08/2020, 08:16 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Fosil dinosaurus bertanduk alias Centrosaurus pertama kali ditemukan tahun 1989 di tanah tandus Dinosaur Provincial Park di provinsi Alberta, Kanada.

Saat ahli menemukannya, tim melihat tulang kaki fosil itu cacat parah. Awalnya, tim mengira itu adalah bekas patah tulang yang sudah sembuh.

Namun pemeriksaan terbaru menunjukkan sesuatu yang berbeda. Bukan patah tulang, tapi itu adalah kanker.

Dalam laporan terbaru yang terbit di jurnal Lancet Oncology, Senin (3/8/2020), tim menyebut bahwa Centrosaurus yang hidup 76 juta tahun lalu adalah contoh dinosaurus pertama yang menderita kanker ganas.

Baca juga: Mengejutkan, Nenek Moyang Dinosaurus Ternyata Seukuran Cangkir Kopi

Dia mengalami malformasi, yakni manifestasi dari osteosarkoma atau kanker tulang yang agresif.

Dengan panjang sekitar 6 meter, Centrosaurus adalah dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup di periode Cretaceous.

Centrasaurus memiliki tanduk panjang di atas hidungnya dan embel-embel tulang di atas lehernya dengan dua tanduk berkaitan yang lebih kecil.

"Pada fosil Centrosaurus ini, tulang kaki bagian bawahnya ada tumor besar yang lebih besar dari apel. Sebelum mati, Centrosaurus ini kemungkinan lumpuh karena kanker," kata ahli paleontologi David Evans dari Royal Ontario Museum di Toronto, salah satu peneliti yang terlibat dalam riset.

"Temuan luar biasa ini menunjukkan bahwa meski dinosaurus terlihat besar dan kuat, tapi mereka juga mengidap berbagai penyakit sama seperti manusia dan hewan modern, termasuk kanker," imbuhnya seperti dilansir Reuters, Selasa (4/8/2020).

Dinosaurus mungkin seperti hewan mitos. Namun mereka benar-benar hidup di masa lalu. Mereka bernapas dan dapat menderita karena luka atau penyakit yang mengerikan.

Karena sebagaian besar tumor terjadi pada jaringan lunak yang tidak menjadi fosil, ada sedikit bukti bahwa kanker ada di fosil.

Ilustrasi dinosaurus CentrosaurusSHUTTERSTOCK/Elenarts Ilustrasi dinosaurus Centrosaurus

"Temuan ini berbicara tentang biologi kanker. Ini bukan sesuatu yang baru, tapi mungkin sudah terjadi sejak zaman dahulu dan merupakan komplikasi yang bisa dialami semua hewan," kata rekan penulis studi Dr. Mark Crowther, seorang profesor kedokteran, patologi, dan kedokteran molekuler di McMaster University, Ontario.

"Osteosarkoma umumnya terjadi pada tulang yang tumbuh cepat, dan biasa ditemukan pada masa anak-anak hingga remaja. Agaknya dinosaurus juga berisiko terkena kanker osteosarkoma dan ada fakta kanker itu tumbuh sangat besar," imbuh Crowther.

Baca juga: Studi Baru: Dinosaurus Punah karena Asteroid Bukan Letusan Gunung Berapi

Crowther mengatakan, tumor seperti ini dapat menghancurkan tulang dan dapat menyebar ke jaringan lain.

Pada manusia, perawatan kanker seperti ini meliputi kemoterapi dan operasi yang terkadang melibatkan amputasi.

Para peneliti mengkonfirmasi itu adalah tumor dengan menggunakan CT-scan resolusi tinggi. Ahli melihat bagian tipisnya di bawah mikroskop.

"Kami tidak hanya dapat menunjukkan bahwa jaringan tulang menunjukkan ciri-ciri osteosarkoma, tetapi bahwa tumor tersebut berputar melalui korteks tulang, mengabaikan identifikasi awal dari fraktur yang sembuh," kata Evans.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com