Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Kehidupan Kuno di Mars, Ini Misi Robot Penjelajah NASA

Kompas.com - 30/07/2020, 19:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor


KOMPAS.com - Badan antariksa Amerika (NASA) kembali meluncurkan misi baru ke planet Mars pada musim panas ini.

Robot penjelajah Persevarance, seperti dikutip dari BBC Indonesia, Kamis (30/7/2020), yang diluncurkan hari ini, akan mencari tanda-tanda kehidupan kuno di sebuah kawah danau.

Jika kehidupan masa lalu itu memang pernah ada di planet merah ini, maka bagaimana ilmuwan akan mengenalinya?

Ilmuwan yang memimpin misi ini, Ken Williford menjelaskan pada saat ini, Mars berbahaya bagi kehidupan.

Baca juga: Dua Rover Cerdas Siap Menuju Mars

Iklim di planet ini terlalu dingin untuk air tetap mencair di permukaan, sedangkan atmosfer yang tipis dapat ditembus dengan mudah oleh radiasi tingkat tinggi, yang berpotensi mensterilkan lapisan atas tanah.

Akan tetapi, tidak selalu demikian. Sebab, sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu, atau lebih, air pernah mengalir di permukaan planet ini.

Williford mengungkap suatu saluran yang masih terlihat sampai hari ini dan terkumpul dalam kawah kuno tersebut.

Mars diyakini pernah punya laut dan sungai seperti yang ada di Bumi.ESA/DLR/FU BERLIN via BBC INDONESIA Mars diyakini pernah punya laut dan sungai seperti yang ada di Bumi.

Baca juga: Hari Ini, China Susul Arab Luncurkan Misi Pertamanya ke Mars

Atmosfer dengan karbon dioksida (CO2) yang lebih tebal akan menghalangi banyak radiasi berbahaya.

Mencari jejak air di Mars

Air adalah unsur paling umum dalam biologi, sehingga sepertinya masuk akan apabila kehidupan kuno Mars pernah menawarkan kondisi yang cocok untuk kehidupan.

Pada tahun 1970-an, misi Viking melakukan percobaan untuk mencari mikroba di tanah Mars. Akan tetapi, hasilnya dinilai tidak meyakinkan.

Misi yang lain dilakukan robot penjelajah Mars milik NASA pada awal tahun 2000-an.

Robot Opportunity milik NASA yang telah mengelilingi planet MARS sejak 2003. Kini, ia sedang tidur cukup lama karena dampak badai debu di planet merah. Robot Opportunity milik NASA yang telah mengelilingi planet MARS sejak 2003. Kini, ia sedang tidur cukup lama karena dampak badai debu di planet merah.

Robot ini ditugaskan untuk mengikuti jalur air, Opportunity dan Spirit menemukan banyak bukti geologis, yang menandakan keberadaan air di mars dalam bentuk likuid di masa lalu.

Curiosity, robot penjelajah NASA lainnya juga mendarat di Mars pada tahun 2012. Robot ini mendapati bahwa danau yang pernah mengisi Kawah Gale, dapat menyokong kehidupan.

Robot Curiosity juga mendeteksi molekul organik yang mengandung karbon, yang berfungsi sebagai 'batu bata' pembangun kehidupan.

Sekarang, NASA meluncurkan robot Perseverance yang akan menjelajahi lingkungan yang sama dengan dilengkapi instrumen yang dirancang untuk menguji tanda-tanda biologi.

Baca juga: 3 Misi ke Mars di Bulan Juli, Apa yang akan Dilakukan NASA, China dan Uni Emirat Arab?

"Bisa dikatakan ini adalah misi pertama NASA yang melakukan itu setelah Viking," kata Williford, yang juga merupakan deputi ilmuwan proyek untuk misi ini dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Pasadena, California.

Williford mengatakan Viking mencari tanda kehidupan yang mungkin masih ada di Mars saat ini. Sedangkan pendekatan NASA yang terbaru yakni mengeksplorasi lingkungan kuno.

"Sebab, data yang kami punya menunjukkan bahwa menurut sejarah awal planet itu, Mars bisa menyokong kehidupan selama beberapa miliar tahun pertamanya," jelas Williford.

Eksplorasi kehidupan kuno di Kawah Jezero

Robot Perseverance akan menuju Kawah Jezero, tempat tanda-tanda keberadaan air di masa lalu yang lebih jelas, jika dilihat dari orbit, dibandingkan di Kawah Gale.

Robot ini akan mengebor batuan Mars, mengekstraksi inti batuan yang selanjutnya diletakkan pada wadah dan disegel, lalu ditinggalkan di permukaan.

Baca juga: Uni Emirat Arab Semangat Luncurkan Misi Hope ke Mars, Apa Tujuannya?

Sampel akan diambil oleh robot penjelajah lain, yang dikirim kemudian hari, selanjutnya diluncurkan ke orbot Mars dan dikirim ke Bumi untuk dianalisis.

Proyek ini adalah bagian dari program kolaborasi dengan badan antariksa Eropa (ESA), yang disebut dengan Mars Sample Return.

Robot penjelajah ini juga akan melakukan banyak penelitian di permukaan planet Mars.

Untuk diketahui, Kawah Jazero memiliki salah satu contoh delta terbaik di Mars. Delta adalah struktur berlapis yang terbentuk ketika sungai memasuki perairan terbuka dan mengendapkan batu, pasir, serta kemungkinan karbon organik.

"Ada saluran sungai yang mengalir dari barat, menembus tepi kawah, dan kemudian tepat di dalam kawah, di mulut sungai, ada kipas delta cantik yang terekspos. Rencana kami adalah mendarat tepat di depan delta dan mulai menjelajah," kata Williford.

Delta itu mengandung butiran pasir yang berasal dari batuan di hulu, termasuk daerah aliran sungai di barat laut.

"Semen di antara butiran-butiran ini sangat menarik. Ia merekam riwayat air yang berinteraksi dengan pasir pada saat pembentukan delta di danau," kata Williford.

Williforf menduga ini bisa menjadi habitat bagi organisme yang hidup di antara butiran-butiran pasir. Potongan bahan organik dari organisme apapun di hulu bisa terbawa ke sini.

Sebuah survei di Kawah Jezero oleh Dr Briony Horgan dari Purdue University, Dr Melissa Rice dari Western Washington University (keduanya juga ilmuwan dalam misi ini), dan kawan-kawan, mengungkap endapan mineral karbonat di tepi barat pantai kuno itu.

Karbonat terestrial dapat menyimpan bukti kehidupan di dalam kristal mereka. Salah satu jenis struktur yang kadang-kadang bertahan adalah stromatolit.

Baca juga: Pesawat Ruang Angkasa ESA Terbang di Atas Kawah Es Mars, Ini Penampakannya

Stromatolit terbentuk ketika banyak lapisan bakteri dan sedimen terbentuk dari waktu ke waktu menjadi struktur yang lebih besar, kadang-kadang dengan bentuk kubah. Di Bumi, mereka terbentuk di sepanjang garis pantai kuno, tempat sinar matahari dan air berlimpah.

Miliaran tahun yang lalu, pantai Jezero adalah tempat stromatolit dapat terbentuk dan telah terawetkan.

Perseverance akan memeriksa endapan karbonat dengan instrumen sainsnya, untuk melihat apakah stromatolit pernah terbentuk di sana.

Kendati demikian, tidak mudah untuk membuka rahasia planet merah ini. Jika pada akhir misi, tanda-tanda kehidupan kuno di Mars tidak ditemukan, pencarian belum berakhir. Sebab, fokus peneliti akan beralih pada inti batuan yang akan dikirim ke Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com