Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Hoaks] Indonesia Dijadikan Kelinci Percobaan Vaksin Corona, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 26/07/2020, 18:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Pasalnya, sudah ada hasil penelitian uji klinis fase I dan II yang sudah dipublikasikan dan dibaca semua orang.

Hasil fase 1 dan 2 menyebutkan ada efek samping dari pemberian vaksin seperti mual, demam, dan pusing. Efek samping ini sama sama halnya dengan efek samping vaksin-vaksin lain dan dapat dikendalikan dengan obat yang ada.

Pemilihan tenaga kesehatan sebagai kelompok yang diujikan, karena jelas nakes berada di garda paling depan dalam penanganan pasien Covid-19. Mereka memiliki peluang besar untuk tertular virus penyakit.

Indonesia dijadikan kelinci percobaan?

Ada banyak orang yang bertanya-tanya kenapa Indonesia dipilih untuk uji klinis fase 3.

Menjawab pertanyaan itu, Ahmad menerangkan bahwa wilayah dengan angka penyebaran virus yang masih tinggi ideal untuk uji klinis fase 3.

"Untuk menguji efektivitas suatu vaksin, tentu idealnya kita mencari daerah hotzone, wilayah-wilayah yang infeksinya masih tinggi," terang Ahmad.

"China itu sudah terkendali. Beberapa waktu lalu mereka (China) ketemu 30 orang positif, langsung lockdown Beijing. Nah kita yang di Jakarta aja ada banyak banget, Jawa Timur dan Solo juga masih tinggi (kasus) per hari," ucapnya.

"Area-area yang tinggi seperti ini, justru malah ideal untuk menguji vaksin. Karena nanti kita bisa bandingkan, kelompok yang diberi vaksin dengan kelompok yang diberi plasebo (cairan kosong)."

Ahmad pun menegaskan, hal ini bukanlah konspirasi China. Tujuannya memang untuk mencari target yang ideal.

Baca juga: Tak Hanya di Indonesia, Vaksin Corona Sinovac Juga Diuji Klinis di Bangladesh dan Brasil

Perlu diingat, selain Indonesia, negara lain yang ditunjuk melakukan uji klinis fase 3 adalah Brasil dan Bangladesh.

Dari penjelasan Ahmad tersebut, informasi yang mengatakan Indonesia adalah kelinci percobaan untuk vaksin corona adalah hoaks dan menyesatkan.

Selain itu perlu diketahui, pada fase 2 uji klinis China juga melibatkan 500 relawan untuk terlibat dalam penelitian.

Anda dapat melihat video lengkapnya di bawah ini:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com