Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Dunia Saat Bersepeda, Hindari dengan Mengukur Kemampuan Jantung

Kompas.com - 21/07/2020, 17:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Melakukan aktivitas olahraga dengan bersepeda sedang menjadi tren di tengah pandemi Covid-19 yang memerlukan jaga jarak aman selama bertransportasi.

Namun, tren bersepeda ini juga dihebohkan dengan peristiwa dua orang yang meninggal dunia usai bersepeda dengan menggunakan masker di Semarang, kejadian serupa juga terjadi di Bekasi pada Juni lalu.

Benarkah memakai masker saat bersepeda bisa membuat orang meninggal dunia?

Salah satu tim Dokter Sports, Shoulder dan Spine Clinic Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr Hendry Suhendra SpOT mengatakan tentang pemakaian masker wajah saat bersepeda hanyalah simpang siur.

Baca juga: Bersepeda Pakai Masker Sebabkan Kematian, Benarkah?

Sebab, masker tidak berpengaruh terhadap sirkulasi oksigen penggunanya.

"Kecuali, kalau memang ada kelainan jantung bahkan sebelum bersepeda sekalipun, bisa jadi serangan jantung setelah bersepeda," kata Henry dalam Media Gathering RS Siloam Hospitals, Senin (20/7/2020).

Anda harus bisa mengukur batas kemampuan diri, terutama organ jantung saat akan bersepeda.

Ilustrasi serangan jantung, jantung berdebarShutterstock Ilustrasi serangan jantung, jantung berdebar

Baca juga: Studi Baru: Jalan dan Bersepeda ke Kantor Kurangi Risiko Kematian Dini

Jangan memaksakan menempuh jarak belasan atau puluhan kilometer hanya karena rombongan bersepeda melakukan hal itu.

Ada kemungkinan, masyarakat yang sedang mengikuti tren bersepeda ini tidak mengetahui bagaimana kondisi kesehatan pribadi masing-masing secara jelas dari para ahli.

"Kalau mau olahraga bersepeda jangan asal ikut-ikutan, periksakan dulu ada penyakit jantung apa tidak. Serangan jantung tidak tiba-tiba terjadi, jangan-jangan memang sudah punya bakatnya (kelainan jantung)," jelasnya.

Lantas, asal bermain sepeda tanpa mempertimbangkan kemampuan dirinya terhadap risiko meningkatnya degub jantung berpacu saat mengayuh sepeda terlalu lama atau terlalu jauh tanpa jeda istirahat.

 

"Dengan isu bersepeda dengan memakai masker bakal terengah-engah dan bakal serangan jantung itu tidak bisa digeneralisir untuk semua orang," ujarnya.

Diakui Henry, memang lebih baik saat berolahraga termasuk bersepeda itu tidak menggunakan masker.

Akan tetapi, ia pun menegaskan dalam kondisi pandemi yang belum berakhir ini, penggunaan masker adalah pilihan terbaik untuk menghindari risiko buruk yang lainnya.

Ditambahkan pula oleh dr Erick Wonggokusuma SpOT, garis besar dalam penelitian antara orang yang berolahraga menggunakan masker dan tidak menggunakan masker.

Baca juga: Hati-hati, Gangguan Gigi dan Mulut Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

"Tidak ada perbedaan efeknya, tapi ini penelitian pada atlet dan orang dewasa yang sehat," kata dia.

Disarankan kepada Anda yang ingin melakukan olahraga bersepeda entah sendirian ataupun rombongan, sebaiknya memeriksakan kondisi kesehatan pribadi Anda terutama persoalan kelainan jantung.

Hal ini harus diupayakan agar Anda bisa mengetahui atau mengontrol target rata-rata olahraga berat yang bisa Anda lakukan.

"Jangan ikut-ikutan (bersepeda), meskipun mau melakukannya rombongan. Soalnya semua orang itu punya target dan hard rate-nya (rata-rata kemampuan fisik) yang berbeda-beda," jelas Henry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com