Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Pasien Covid-19, Peneliti Universitas Indonesia Teliti Sel Punca Tali Pusat

Kompas.com - 18/07/2020, 10:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Riset terkait terapi atau pengobatan bagi pasien Covid-19 menjadi salah satu prioritas yang dilakukan para peneliti di Universitas Indonesia.

Kali ini, penelitian dilakukan pada sel punca mesenkimal asal tali pusat sebagai terapi adjuvan pada pasien pneumonia Covid-19 berat dan kritis.

Melalui rilis kepada Kompas.com, Jumat (17/7/2020), riset gabungan ini dilakukan para peneliti dari Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo beserta tim dari RSUI, RSUP Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso.

Saat ini, penelitian tersebut telah memasuki uji klinis dan hingga 15 Juli 2020, sebanyak 15 pasien Covid-19 telah diberikan infus intravena sel punca mesenkimal, atau infus NaCl 0,9 persen saja, sebagai kontrol, dengan hasil perbaikan klinis yang berarti.

Baca juga: Ilmuwan Sukses Gunakan Sel Punca untuk Sembuhkan Diabetes pada Tikus

Dokter spesialis paru, yang juga salah satu tim riset, Dr Erlina Burhan mengatakan salah satu uji klinis yang dilakukan pada 20 Mei 2020 lalu, pasien Covid-19 yang memenuhi kriteria inklusidi RSCM telah diberikan infus intravena sel punca mesenkimal sebanyak 65 juta sel.

"Pasien ini merupakan pasien pertama penderita Covid-19 di Indonesia yang memperoleh pengobatan menggunakan sel punca mesenkimal dan berhasil sembuh," kata dr Erlina.

Adapun sel punca yang digunakan merupakan sel punca mesenkimal alogenik yang berasal dari tali pusat yang diproduksi di Laboratorium UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI-KF.

Ilustrasi sel puncaShutterstock Ilustrasi sel punca

Baca juga: Pengobatan Corona: Obat Pengencer Darah Bisa Selamatkan Pasien Covid-19

Lebih lanjut dr Erlina menjelaskan terkait mekanisme sel punca mesenkimal ini. Sel punca yang diberikan melalui infus intravena akan tersangkut dalam kapiler-kapiler paru, maupun beredar sistematik menuju organ-organ lain yang mengalami kerusakan.

“Diduga sel punca mesenkimal dapat meningkatkan ketahanan hidup pasien Covid-19 derajat berat dan kritis," kata dr Erlina.

Sebab, melalui kemampuan sel punca ini sebagai imunomodulator dan anti-inflamasi dapat mengatasi badai sitokin.

 

Mempercepat pemulihan pasien Covid-19

Selanjutnya, akan memperbaiki kondisi lingkungan mikro pada jaringan paru, memperbaiki organ-organ lain yang mengalami kerusakan, serta transdiferensiasi sel punca mesenkimal menjadi sel alveolar tipe II.

“Walaupun mekanisme aksi sel punca mesenkimal dalam mengatasi pneumonia Covid-19 kritis masih belum diketahui secara lengkap," imbuh dr Erlina.

Kendati demikian, kata dia, melalui kapasitas imunomodulasi dan anti-inflamasi, sel punca mesenkimal telah digunakan sebagai pengobatan penyakit paru.

Sedikitnya telah ada 17 uji klinis yang selesai dan 70 uji klinis yang masih berlangsung, dengan hasil pasien pneumonia Covid-19 lebih mampu bertahan hidup.

Baca juga: Bukan Penyebar Corona, Trenggiling Justru Bisa jadi Kunci Pengobatan Covid-19

Para peneliti mengklaim penelitian ini dapat menurunkan jumlah pasien yang masuk unit perawatan intensi (ICU) dan mempercepat pemulihan pasien ICU dibandingkan dengan pasien yang tidak menerima terapi sel punca mesenkimal ini.

Bahkan, peneliti mengatakan, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan penatalaksanaan pasien Covid-19 yang non-responsif terhadap pengobatan suportif konvensional menggunakan sel punca ini.

Saat ini, Protokol uji klinis ini telah diajukan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) ke BPOM, sehingga hasil uji klinis yang diperoleh diharapkan dapat menjadi dasar pengajuan Nomor Izin Edar (NIE) produk sel punca mesenkimal alogenik sebagai terapi adjuvant COVID-19 oleh BPOM.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com