Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2020, 16:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com – Secara tidak sengaja, para ilmuwan menemukan bakteri pemakan logam. Bakteri tersebut rupanya telah ada sejak ratusan tahun lalu.

Ahli mikrobiologi dari California Institute of Technology (Caltech) tengah melakukan serangkaian eksperimen menggunakan tipe mangan (manganese) saat menemukan bakteri tersebut.

Dr Jared Leadbetter, profesor mikrobiologi lingkungan dari Caltech pada waktu itu meninggalkan mangan tersebut di wastafel kantornya, dalam kondisi terendam air.

Baca juga: Bakteri dan Virus Penyebab Sakit Manusia, Apa Beda Keduanya?

Mangan tersebut ditinggalkannya dalam waktu beberapa bulan karena Leadbetter bekerja dari rumahnya. Ketika ia kembali, Leadbetter menemukan mangan tersebut dilapisi material berwarna hitam.

“Saya bertanya-tanya, apakah itu? Saya mulai menerka-nerka apakah mikroba merupakan penyebabnya, hingga akhirnya melakukan beberapa tes lanjutan untuk mengetahuinya,” tutur Leadbetter seperti dikutip dari CNN, Jumat (17/7/2020).

Kemudian, ilmuwan mengetahui bahwa material hitam yang melapisi mangan tersebut adalah mangan yang teroksidasi akibat bakteri yang ditemukan pada air keran.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature beberapa waktu lalu, para ilmuwan mencatat bahwa bakteri itu mengonsumsi mangan sebagai sumber energi mereka.

Baca juga: Ini Hasil Investigasi Kementan Terkait Bakteri Listeria di Jamur Enoki Korea Selatan

“Ini adalah bakteri pertama yang mengonsumsi mangan sebagai sumber energi,” tutur Leadbetter.

Bakteri tersebut menggunakan mangan dalam proses bernama chemosyntesis, yang mengubah karbon dioksida menjadi biomassa.

Para ilmuwan mempercayai bahwa penemuan ini bisa membantu kita lebih mengerti seluk-beluk mangan. Hal ini berkaitan dengan penemuan mangan dalam bentuk bulat seukuran grapefruit di dasar lautan.

“Penemuan ini membantu kita untuk mengerti lebih dalam tentang mangan, dan bagaimana logam tersebut mengubah kehidupan planet kita,” tutur Woodward Fischer, profesor geobiology dari Caltech.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com