Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Faktor Meteorologis Penyebab Banjir Bandang Masamba Luwu Utara

Kompas.com - 17/07/2020, 07:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Beberapa hari lalu, tepatnya Senin malam (13/7/2020) wilayah Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dilanda banjir bandang yang menyebabkan 21 orang meninggal dunia.

Peristiwa banjir ini juga menyebabkan sekitar 15.000 warga setempat harus mengungsi dan dua orang hingga Kamis (16/7/2020) masih dalam pencarian.

Berdasarkan data sementara Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada sekitar 4.930 kepala keluarga yang terdampak banjir.

Selain itu, musibah banjir bandang yang terjadi ini menyebabkan terputusnya jaringan komunikasi yang membuat terhambatnya penanganan bencana.

Baca juga: 3 Penyebab Banjir Bandang Gorontalo, Fenomena Shearline sampai Hujan Lama

Musibah banjir bandang di periode musim kemarau ini juga memunculkan keprihatinan masyarakat Indonesia dari wilayah lainnya dan memunculkan trending tagar #prayformasamba dan #banjirluwuutara di Twitter.

Terkait musibah ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membuat analisis dari sisi meteorologis, yang mengungkapkan banjir bandang yang terjadi dipicu oleh hujan intensitas sedang hingga lebat, dan pertumbuhan awan kumulonimbus (Cb). Berikut penjelasannya.

Ilustrasi hujan lebat di daerah tropis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi hujan lebat di daerah tropis.

Baca juga: Banjir Jepang Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus Corona

1. Terjadi hujan intensitas sedang-lebat

Berdasarkan data hasil pengamatan curah hujan dan satelit cuaca, memang tercatat adanya kejadian hujan intensitas dengan skala sedang hingga lebat di wilayah Masamba dan sekitarnya.

Hujan intensitas sedang hingga lebat itu terjadi sejak tanggal 12 Juli 2020 atau tepatnya sehari sebelum kejadian banjir bandang tersebut, hingga sore hari tanggal 13 Juli 2020.

Bahkan, analisis spasial hujan dari citra satelit cuaca juga menunjukkan hal yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com