Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Risiko Kesehatan, Kapan Sebaiknya Sterilisasi Anjing Dilakukan?

Kompas.com - 16/07/2020, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG


KOMPAS.com - Beberapa jenis anjing ras memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit seperti kanker dan gangguan sendi, jika kebiri atau sterilisasi tidak tepat.

Hingga saat ini, penelitian yang ada hanya menilai risiko itu terjadi pada beberapa ras anjing.

Namun studi baru, seperti dilansir dari Phys, Kamis (16/7/2020), yang dilakukan para peneliti di University of California, Davis, selama 10 tahun menemukan risiko dari pengebirian yang diamati dari 35 ras anjing.

Kerentanan dari pengebirian itu sangat bervariasi tergantung pada breed tersebut. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Veterinary Science.

Baca juga: Umur Anjing Ternyata Lebih Tua dari Pemiliknya, Studi ini Jelaskan

"Ada perbedaan besar (efek pengebirian) di antara ras yang berbeda," kata pemimpin penulis Benjamin Hart, profesor emeritus terkemuka di Sekolah Kedokteran Hewan UC Davis.

Hart mengatakan tidak ada satu ukuran cocok untuk semua metode, ketika menyangkut risiko kesehatan dan usia di mana seekor anjing dikebiri.

"Beberapa ras mengembangkan masalah, yang lain tidak. Beberapa mungkin mengalami gangguan sendi tetapi tidak terkena kanker atau sebaliknya," ungkap Hart.

Ilustrasi anjingPexels Ilustrasi anjing

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Apakah Anjing Anda Obesitas? Begini Mengeceknya

Para peneliti menganalisis data 15 tahun dari ribuan anjing yang diperiksa setiap tahun di Rumah Sakit UC Davis Veterinary Medical Teaching untuk mencoba memahami apakah mensterilkan, usia mengebiri, atau perbedaan jenis kelamin ketika disterilkan memengaruhi kanker tertentu dan gangguan sendi lintas ras.

Gangguan sendi yang diperiksa termasuk displasia panggul, robekan ligamen kranial, dan displasia siku.

Kanker yang diperiksa termasuk limfoma, hemangiosarcoma atau kanker dinding pembuluh darah, tumor sel mast dan osteosarkoma atau kanker tulang.

Sebagian besar ras anjing yang diperiksa menunjukkan risiko berkembangnya masalah kesehatan yang tidak dipengaruhi oleh usia untuk dikebiri.

Ilustrasi anjing dan pemiliknya Ilustrasi anjing dan pemiliknya

Ukuran tubuh dan jenis kelamin anjing

Selanjutnya para peneliti menemukan kerentanan terhadap gangguan sendi terkait ukuran tubuh.

"Ras anjing yang lebih kecil tidak memiliki masalah ini, sementara sebagian besar breed yang berukuran lebih besar cenderung memiliki gangguan sendi," kata rekan penulis Lynette Hart, profesor di Sekolah Kedokteran Hewan UC Davis.

Namun, salah satu pengecualian yang mengejutkan adalah di antara dua ras anjing raksasa, yakni anjing Denmark dan Wolfhound besar Irlandia.

Kedua jenis anjing ini tidak menunjukkan peningkatan risiko gangguan sendi ketika dikebiri pada usia berapa pun.

Baca juga: Seberapa Jauh Anjing Bisa Mencium dan Mendengar?

Pada anjing kecil, peneliti juga menemukan terjadinya kanker cenderung lebih rendah. Namun, pada ras anjing Boston terrier dan Shih tzu, ada peningkatan potensi kanker yang signifikan dengan pengebirian.

Temuan penting lainnya, ternyata jenis kelamin anjing terkadang membuat perbedaan dalam risiko kesehatan ketika dikebiri.

Anjing Boston terrier betina yang disterilkan pada usia standar enam bulan, tidak memiliki risiko peningkatan gangguan sendi atau kanker.

Baca juga: Terancam Bahaya, Studi Jelaskan Insting Anjing Selamatkan Tuannya

Akan tetapi, pada anjing Boston terrier jantan yang dikebiri sebelum usia setahun memiliki risiko yang lebih tinggi.

Studi sebelumnya juga menemukan bahwa mensterilkan atau memandulkan anjing golden retriever betina pada usia berapa pun meningkatkan risiko satu atau lebih kanker dari 5 persen menjadi hingga 15 persen.

Melalui studi ini, para ahli menyarankan agar pemilik anjing dapat mempertimbangkan sterilisasi atau pengebirian pada hewan peliharaannya dengan mengkonsultasikannya dengan dokter hewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com