KOMPAS.com - Uni Emirat Arab akan meluncurkan misi perdananya ke Mars, kendati peluncuran pada Rabu (15/7/2020) dikabarkan ditunda. Dari tahun ini hingga tahun depan, planet ini akan dipenuhi aktivitas penjelajahan para robot.
Tidak hanya Arab yang akan mengeksplorasi planet merah ini, China dan badan antariksa Amerika (NASA) juga bersiap dengan misi mereka.
Lantas, apa yang akan dilakukan para peneliti dan astronom ini di Mars?
Melansir Business Insider, Selasa (14/7/2020), Amerika Serikat, China dan Uni Emirat Arab, semuanya berencana meluncurkan roket rover atau pengorbit ke luar angkasa.
NASA sendiri, sejak lama telah mengirimkan lima penjelajah ke planet merah, tetapi momen kali ini akan menjadi upaya pertama bagi China dan UEA untuk memulai penjelajahan ke Mars. Misi ini diharapkan dapat menemukan jejak kehidupan pertama di planet selain Bumi.
Baca juga: Pesawat Ruang Angkasa ESA Terbang di Atas Kawah Es Mars, Ini Penampakannya
Semua peluncuran wahana antariksa ini dijadwalkan akan dilakukan sepanjang bulan ini, di mana pada Juli ini Mars dan Bumi sedang berada pada jarak yang cukup dekat.
Jika melewatkan kesempatan ini, maka para peneliti tidak akan mendapatkan kesempatan lain hingga 2022.
Rusia dan Badan Antariksa Eropa (ESA) juga berencana meluncurkan misi yang sama pada tahun ini, namun harus tertunda hingga dua tahun mendatang akibat pandemi virus corona.
Baca juga: Ahli Sebut Setidaknya Butuh 110 Orang untuk Bangun Koloni di Mars
Penjelajah Perseverance telah disiapkan NASA sejak 2 tahun lalu di Jet Propulsion Laboratory in Pasadena, California. Beberapa kali, peluncuran robot penjelajah ini terus mengalami penundaan hingga 30 Juli mendatang.
Dua pekan lagi menjelang peluncuran, jika tidak ada halangan, robot ini dijadwalkan mendarat di planet Mars pada 18 Februari 2021.
Pendaratan rencananya akan dilakukan di kawah Jezero Mars, yakni dasar sungai kuno di planet ini yang diduga menyimpan tanda-tanda kehidupan mikroba masa lalu.