Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antibodi terhadap Covid-19 Menurun, Studi Inggris Ungkap Potensi Infeksi Ulang

Kompas.com - 14/07/2020, 18:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Para peneliti mengungkapkan setelah seseorang terinfeksi Covid-19, maka kekebalan alami atau antibodi tubuh terhadap virus akan menurun dalam beberapa bulan.

Makalah penelitian tersebut dipublikasikan pra-cetak pada server medis medrxiv.org pada Sabtu lalu, dan belum diterbitkan dalam jurnal medis peer-review.

Dikutip dari CNN, Selasa (14/7/2020) dalam penelitian itu menunjukkan respon antibodi dapat menurun setelah gejala Covid-19. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh tubuh untuk melawan infeksi.

"Kami menunjukkan respons pengikatan IgM dan IgA menurun setelah 20-30 hari," tulis peneliti dari berbagai lembaga penelitian di Inggris.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Terapi Antibodi Monoklonal Obati Covid-19, Apa itu?

Peneliti juga mengungkapkan telah menemukan bahwa keparahan gejala Covid-19 dapat menentukan besarnya respons antibodi.

Studi baru tersebut menganalisis sampel yang dikumpulkan dari 65 pasien Covid-19 yang dikonfirmasi hingga 94 hari setelah mulai menunjukkan gejala.

Selain itu, sebanyak 31 petugas kesehatan dengan tes antibodi setiap satu hingga dua minggu, antara Maret dan Juni.

Ilustrasi tes antibodi positif Covid-19 Ilustrasi tes antibodi positif Covid-19

Baca juga: Studi Temukan Antibodi Corona Hanya Bertahan 2-3 Bulan, Ini Artinya

Secara umum, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, setidaknya dibutuhkan satu hingga tiga minggu setelah infeksi bagi tubuh dapat membuat antibodi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah sejak awal pandemi, memperingatkan orang yang pernah terinfeksi Covid-19, belum tentu akan kebal dan tidak akan terkena virus lagi.

Dampaknya pada vaksin Covid-19

Kendati demikian, studi baru memiliki beberapa keterbatasan, termasuk penelitian lebih lanjut yang diperlukan untuk menentukan hasil yang sama dari penelitian sebelumnya.

"Studi ini memiliki implikasi penting, saat mempertimbangkan perlindungan terhadap infeksi ulang SARS-CoV-2 dan daya tahan perlindungan vaksin yang dibuat," jelas para penulis penelitian ini.

.Shutterstock .

Stephen Griffins, asisten profesor di University of Leeds School of Medicine, Inggris mengatakan penelitian sangat penting, kendati belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Griffins yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan pekerjaan tersebut menegaskan respons antibodi pelindung pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2, tampak berkurang dengan cepat.

"Sementara lebih lama bertahan pada mereka yang memiliki penyakit lebih parah, ini masih hitungan bulan," kata Griffins dalam pernyataannya yang didistribusikan oleh Science Media Centre yang berbasis di Inggris.

Pengembangan vaksin, kata dia, perlu menghasilkan perlindungan yang lebih kuar dan lebih tahan lama dibandingkan dengan infeksi alam.

Baca juga: Penyebab Orang Tanpa Gejala Covid-19, Ilmuwan Ungkap Partikel Cacat Virus Corona

Hingga Senin (13/7/2020), WHO melaporkan ada 23 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dalam tahap evaluasi klinis secara global.

Dr. Mala Maini, profesor imunologi virus dan dokter konsultan di University College London di Inggris menambahkan sel B menghasilkan antibodi untuk menetralkan mikroba infeksius, seperti virus.

Sedangkan sel T menyerang infeksi secara langsung dan membantu mengendalikan respons imun.

Baca juga: Povidone-Iodine Bunuh SARS-CoV-2, Bagaimana Mekanismenya Cegah Covid-19?

Ketika seseorang sebelumnya telah terinfeksi, sel-sel itu mungkin mengingat infeksi dan meningkatkan respon imun, yang mengarah pada infeksi ulang yang mungkin tidak parah daripada yang lain.

"Penelitian ini memperkuat pesan bahwa kita tidak dapat berasumsi seseorang yang telah memiliki Covid-19 tidak bisa mendapatkannya lagi hanya karena mereka awalnya menjadi antibodi positif," kata Maini, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com