Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC Memperkirakan, 40 Persen Pasien Covid-19 Tidak Menunjukkan Gejala

Kompas.com - 14/07/2020, 11:27 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Panduan terbaru yang dibuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperkirakan, 40 persen orang yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

Selain itu, penularan dari orang tanpa gejala (OTG) adalah 75 persen.

Dalam panduan terbaru, CDC memperluas estimasi OTG berdasarkan data dari akhir bulan Juni.

Pada akhir Mei, estimasi orang tanpa gejala diperkirakan 35 persen. Namun pada akhir Juni, ada kenaikan 5 persen menjadi 40 persen.

Baca juga: Penyebab Orang Tanpa Gejala Covid-19, Ilmuwan Ungkap Partikel Cacat Virus Corona

CDC sebelumnya memperkirakan bahwa penularan virus dari orang tanpa gejala adalah 100 persen.

Dilansir Science Alert, Senin (13/7/2020), dalam laporan terbaru ini, CDC memasukkan rasio fatalitas infeksi atau Infection Fatality Ratio yang menghitung kematian dalam kasus-kasus simptomatik dan asimptomatik (tanpa gejala) agar dapat mengetahui keparahan Covid-19 secara akurat.

Hasilnya, CDC memperkirakan bahwa 0,65 persen orang yang terinfeksi Covid-19 memiliki risiko kematian.

Karena ada peningkatan signifikan dalam angka kasus yang dikonfirmasi dan harus menjalani rawat inap di sejumlah negara, agensi-agensi top seperti CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis informasi terbaru tentang penularan virus.

WHO menambahkan kekhawatiran tentang seberapa mudah virus dapat menular.

Pada Kamis, 9 Juli 2020, WHO secara resmi menyatakan untuk pertama kalinya bahwa virus corona jenis SARS-CoV-2 dapat ditularkan melalui aerosol, yakni tetesan pernapasan sangat kecil yang bisa melayang di udara dan bertahan sampai 3 jam.

Rekomendasi terbaru WHO itu menyusul surat terbuka dari ratusan ilmuwan yang menuntut organisasi mengubah pendiriannya.

Sebelumnya, WHO mengatakan virus itu disebarkan oleh tetesan yang jauh lebih besar dan lebih berat, dan jatuh di udara lebih cepat daripada aerosol.

Namun semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa virus corona juga berada di udara dan menular.

Baca juga: WHO Ungkap Virus Corona Menyebar di Udara, Berikut Bukti Penelitiannya

Gambar ilustrasi: Dokter berbincang dengan pasien anak berstatus Orang Tanpa Gejala COVID-19 di halaman samping mess karantina Rusunawa IAIN Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (22/06). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/wsj Gambar ilustrasi: Dokter berbincang dengan pasien anak berstatus Orang Tanpa Gejala COVID-19 di halaman samping mess karantina Rusunawa IAIN Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (22/06).

Anak-anak bisa jadi pembawa virus corona

Kendati anak-anak telah diidentifikasi memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit serius dan kematian akibat COVID-19, CDC mengatakan bahwa mereka dapat berfungsi sebagai pembawa virus yang asimptomatik.

Hal ini dapat menimbulkan risiko bagi populasi yang rentan seperti orang tua lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat penyakit komorbid (penyakit penyerta).

Ahli Bedah AS Jerome Adams mengatakan pada Minggu (12/7/2020), meskipun ada lonjakan kasus virus corona, hal ini bisa ditangani asal semua orang ambil bagian dengan mematuhi rekomendasi pencegahan resmi.

"Kita dapat mengurangi angka kenaikan kasus dalam dua sampai tiga minggu hanya jika kita semua mematuhi rekomendasi pencegahan yang ada. Pakai masker wajah, jaga jarak setidak dua meter, cuci tangan dengan sabun, dan melakukan hal-hal lain yang kita tahu efektif (mencegah Covid-19," kata Adams.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com