Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medan Magnet Bumi Bergeser 10 Kali Lebih Cepat dari Seharusnya

Kompas.com - 09/07/2020, 18:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Bumi memiliki medan magnet yang bergeser seiring waktu. Medan magnet inilah yang membuat atmosfer kita tetap menyelimuti Bumi, sekaligus menjaga kita dari radiasi kosmos dan angin Matahari.

Namun beberapa kali dalam jutaan tahun, medan magnet Bumi berbalik arah. Medan magnet di Kutub Utara dan Kutub Selatan bertukar tempat.

Fenomena ini terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun lalu, dengan proses sekitar ribuan tahun lamanya. Medan magnet bergerak sekitar satu derajat per tahunnya.

Namun rupanya, baru-baru ini medan magnet Bumi bergerak lebih cepat dari biasanya. Lebih tepatnya, 10 kali lipat lebih cepat.

Baca juga: Medan Magnet Kuno di Mars Ungkap Sejarah Evolusi Planet Merah

Tumpukan besi cair yang terdapat pada inti Bumi memiliki kedalaman sekitar 2.800 kilometer dari permukaan tanah. Inti Bumi ini memperkuat medan magnet Bumi yang tak terlihat.

Magma konduktif yang bergolak menciptakan muatan listrik yang menentukan posisi kutub magnet dan membentuk garis medan magnet tak kasat mata, menghubungkan kedua kutub.

Interaksi antara inti Bumi dan medan magnet sangat kompleks. Alur tandem mereka menciptakan bintik-bintik yang sangat magnetis di beberapa tempat dan lebih lemah di tempat lainnya.

Intensitas magnet dapat bervariasi dari waktu ke waktu, pada lokasi yang berbeda di inti dan permukaan Bumi.

Baca juga: Pergeseran Medan Magnet Bumi: Apa Dampaknya?

Hal itu diungkapkan oleh penulis utama penelitian Christopher Davies, Associate Professor di School of Earth and Environment, University of Leeds, Inggris.

“Pada inti Bumi, alirannya memutar dan meregangkan medan magnet. Sehingga terdapat dorongan balik, menahan distorsi yang terjadi setelahnya,” tutur Davies seperti dikutip dari Live Science, Kamis (9/7/2020).

Aliran tersebut, lanjut Davies, bergolak dalam arti sederhana. Sama seperti aliran air dalam panci mendidih.

“Jadi interaksi antara aliran dan medan magnet berbeda dari satu tempat ke tempat lain di dalam inti. Dengan kata lain, ketika inti Bumi mendidih, gerakan itu menciptakan naik turunnya gaya magnet di berbagai bagian inti. Pada akhirnya, membentuk bagaimana medan magnet terbentuk di berbagai wilayah,” papar ia.

Baca juga: Anomali Misterius di Bawah Benua Afrika Lemahkan Medan Magnet Bumi

Beberapa variasi interaksi ini terlihat jelas oleh para ilmuwan saat ini. Misalnya daya magnet yang kuat pada garis lintang tinggi; medan magnet yang melayang dari timur ke barat; dan titik lemah di antara Afrika dan Amerika Selatan yang dikenal sebagai South Atlantic Anomaly.

Berabad-abad lalu, pelaut di berbagai perairan mencatat perubahan dalam medan magnet. Dalam beberapa dekade terakhir, satelit dan observatorium juga menangkap perubahan yang sama.

Faktanya, pengamatan baru-baru ini menunjukkan bahwa kekuatan medan magnet telah berkurang selama 160 tahun belakangan. Hal itu menunjukkan, Bumi mungkin akan dikuasai perubahan magnetik yang sangat cepat di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com