Sejumlah peneliti mengatakan G4 patut mendapat perhatian lebih besar karena virus dapat mengikat sel-sel manusia secara efektif. Selain itu, belum ada kekebalan yang sudah ada sebelumnya dalam populasi manusia.
Para ilmuwan juga telah menguji 338 sampel serum dari pekerja di peternakan babi dan 230 sampel dari populasi umum.
Hasilnya, ditemukan antibodi flu babi baru dari sekitar 10 persen pekerja yang menangani babi dan 4,4 persen dari populasi umum.
Babi sangat rentan terhadap berbagai jenis virus, yang memungkinkan materi genetik bercampur dan membentuk strain baru.
Baca juga: Ancaman Flu Babi Baru G4, Ini 3 Alasan untuk Tidak Panik Sekarang
Penasihat pengendalian virus corona Gedung Putih, Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan ketika Anda mendapatkan virus bari yang ternyata merupakan pandemi, itu disebabkan oleh mutasi dan atau reassortment atau pertukaran gen.
Kendati demikian, Fauci juga mengatakan tidak ada kekhawatiran segera tentang pandemi lainnya.
Ilmuwan lain pun sepakan bahwa meskipun tidak ada ancaman yang akan segera terjadi, namun G4 tetap patut mendapat perhatian.
"Kita perlu terus mengawasi virus, dan perlu memahami berapa banyak kekebalan dasar yang dimiliki manusia untuk menghadapi virus ini," kata Florian Krammer, profesor vaksinologi di Icahn School of Medicine, Mount Sinai.
Baca juga: Flu Babi Pernah Jadi Pandemi, Ini 6 Faktanya
Oleh sebab itu, diperlukan studi lebih lanjut tentang perkembangan virus flu babi baru ini.
"Tapi, saya tidak melihat bahaya yang akan terjadi," imbuh Krammer.
CDC China mengungkapkan pada pekan lalu ada 3 kasus infeksi G4 pada manusia yang dilaporkan sejak 2010.
Para ilmuwan dan peneliti lain yang tidak terlibat dalam penelitian sepakat bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Meskipun prevalensi antibodi di antara pekerja babi menunjukkan virus telah berpindah dari babi ke manusia.