Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalung Antivirus Kementan, Cara Kerjanya Bukan Dipakai Lalu Virus Hilang

Kompas.com - 05/07/2020, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kalung antivirus corona dari eucalyptus yang dibuat Kementerian Pertanian (Kementan) ramai diperbincangkan khalayak.

Bukan dengan memakai kalung antivirus, lantas virus corona termasuk Covid-19 yang ada di sekitar kita hilang. Cara kerjanya bukan seperti itu.

Dr. Ir. Evi Savitri Iriani, MSi, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yang terlibat dalam penelitian ini menerangkan bagaimana cara kerja eucalyptus mencegah virus corona.

Baca juga: Kalung Antivirus Corona Kementan, Peneliti Di Baliknya Angkat Bicara

Sebelumnya Evi bercerita, ada beberapa kenalannya yang terkena Covid-19 dan telah diujicobakan menggunakan eucalyptus.

Namun perlu diingat, ini bukan uji klinis yang diaku, tapi hanya mencobakan.

Mengingat dari segi toksisitas, bahan eucalyptus dan kayu putih aman digunakan, Evi dan tim mencobakan produk ini ke teman-temannya yang terinfeksi Covid-19.

Evi mengaku beberapa pasien Covid-19 mendapat manfaat dari kalung antivirus setelah menghirup bau eucalyptus yang ada di dalamnya.

Dikatakan Evi, orang yang terinfeksi Covid-19 merasa ada yang mengganjal di kerongkongan atau hidungnya.

"Seperti ada cairan atau dahak kental di tenggorokan mereka. Seolah-olah ingin dikeluarkan tapi enggak bisa, mau menelan sakit, kemudian mau bernapas juga berat," ujar Evi dihubungi Kompas.com, Minggu (5/7/2020).

"Nah dengan mereka menghirup ini, mereka merasa lebih plong. Jadi ada teman yang tadinya memerlukan oksigen, dengan ini bisa menghirup (oksigen) sampai ke paru-paru," imbuhnya.

Dalam beberapa jurnal ilmiah yang telah diterbitkan, kata Evi, eucaplyptus terbukti memiliki kemampuan anti-virus dan anti-inflamasi.

"Jadi kalau orang yang punya gangguan pernapasan kan cenderung bengkak paru-parunya. Nah ini (eucalyptus) bisa menekan gejala pembengkakan itu," ujar Evi.

Selain itu, eucalyptus juga memiliki kemampuan untuk mengencerkan dahak dan meningkatkan imunitas.

Kenapa dibuat kalung?

Evi mengatakan, bagian eucalyptus yang dapat bekerja efektif dan memberi manfaat adalah minyaknya, dengan cara dihirup.

Ilustrasi eucalyptusSHUTTERSTOCK/J.CHIZHE Ilustrasi eucalyptus

"Makanya kami punya yang inhaler, dihirup langsung ke hidung. Atau roll on, kalau kami praktisme dioleskan ke masker itu bisa terhirup cukup intens aromanya," katanya.

Namun karena banyak orang yang tidak selalu membawa inhaler atau roll on, akhirnya Kementan membuat dengan bentuk kalung.

"Kita bentuk kalung, kemudian si aroma terapinya kita (masukkan) dalam kapsul sehingga wanginya lebih tahan lama. Jadi dia (pemakai) bisa langsung hirup (aroma eucalyptus)," ujar Evi.

"Dihirup 15 menit setiap dua jam itu sudah cukup," imbuh Evi.

"Jadi bukan pakai kalung, terus virusnya mati semua di sekeliling kita. Enggak begitu cara kerjanya."

Dengan kalung ini, diharapkan orang tidak lupa untuk membawa eucalyptus.

Baca juga: Kalung Antivirus Corona Kementan, Ahli: Komunikasinya Harus Jelas, Bukan sebagai Obat

Bagaimana eucalyptus mencegah virus?

Virus dapat menginfeksi tubuh melalui tiga jalur, yakni masuk lewat rongga hidung, mulut, dan mata.

Untuk yang di rongga hidung, virus corona dapat bertahan dua minggu. Rongga mulut lebih cepat, satu minggu.

"Nah, ini kita berupaya, selagi dia masih di rongga hidung dan belum masuk paru-paru, di situlah waktu kita bisa mencegah virus agar tidak turun ke bawah (paru-paru)," kata Evi.

"Makanya kita rekomendasikan dengan menghirup (eucalyptus), sebagai antivirus" jelasnya.

Tanggapan ahli lain soal kalung antivirus

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSI mengungkapkan eucalyptus selama ini memang dikenal mampu mengatasi dan melegakan saluran pernapasan.

"Kandungan utama dari eucalyptus ini adalah 1,8-cineol," kata dr Inggrid kepada Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

Kandungan 1,8-cineol ini menurutnya adalah senyawa yang dapat menjadi antivirus dan antimikroba.

Di Indonesia, tanaman penghasil minyak atsiri disebut memiliki kandungan tersebut, lebih tinggi dibandingkan eucalyptus yang tumbuh di negara lain.

Dr Inggrid menjelaskan penelitian terhadap eucalyptus ini baru tahap molecular docking dan in vitro.

Molecular docking yakni berdasarkan bioinformatika yakni simulasi dengan mencocokkan 1,8-cineol dengan protein virus corona.

"Penelitian kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona dan gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya Covid-19, yakni SARS-CoV-2," kata dr Inggrid.

Kendati demikian, pihaknya mengaku mendukung pengembangan Eucalyptus, sehubungan dengan Covid-19.

"Apalagi minyak kayu putih, karena secara pengalaman empirik sudah digunakan nenek moyang kita untuk mengatasi keluhan terkait saluran pernapasa," jelas dr Inggrid.
Sehingga, kata dia, dapat dipakai untuk mengurangi keparahan dari gejala gangguan sistem pernapasan dari pasien Covid-19.

Terkait penelitian, dr Inggrid mengimbau klaim eucalyptus sebagai antivirus Covid-19 baru bisa dilakukan apabila sudah ada hasil penelitian yang lebih spesifik terhadap strain virus corona SARS-CoV-2.

"Jadi tidak cukup hanya dari pengujian terhadap virus corona secara umum. Mohon berhati-hati, karena klaim sebagai antivirus corona ini bisa misleading," imbau dr Inggrid.

Baca juga: Kalung Antivirus Corona Kementan, Ahli Sebut Perlu Uji Klinis pada SARS-CoV-2

Sebab, kata dia, ternyata banyak pemahaman yang salah di antara masyarakat, yang menduga bahwa antara virus corona dengan virus pada Covid-19 adalah sama atau identik.

Padahal, virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 saat ini sangat jauh berbeda karakteristiknya dengan virus corona lainnya.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Daeng M Faqih juga menuturkan, seharusnya ada penelitian yang membuktikan bahwa kalung aromaterapi memang bisa berfungsi sebagai antivirus.

"Semestinya ada hasil penelitian yang dapat membuktikan atau meyakinkan bahwa kalung tersebut berkhasiat sebagai antivirus," kata Daeng kepada Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com