Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalung Antivirus Corona Kementan, Peneliti Di Baliknya Angkat Bicara

Kompas.com - 05/07/2020, 16:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Pada saat diuji, ternyata eucalyptus memiliki daya bunuh virus cukup tinggi.

"Minyak eucalyptus mampu membunuh 80-100 persen virus influenza dan virus model beta dan gama corona," paparnya.

Pengujian

Penelitian yang dilakukan menggunakan telur yang sudah ada embrio ayamnya di laboratorium.

"Walaupun in vitro, tapi penelitian ini bukan pada media agar kemudian dikasih virus. Ini antara in vitro dan in vivo. Kita (penelitian) pada telur yang sudah ada embrio ayamnya," jelas Evi.

Telur yang sudah memiliki embrio ayam diinfeksikan dengan virus corona umum, kemudian diberikan beberapa perlakuan setelahnya.

Ada telur yang diberi eucalyptus dengan konsentrasi mulai dari 0,1 persen, 1 persen, dan 10 persen.

Selain diberi eucalyptus, tim juga memberikan beberapa bahan lain pada telur ayam sebagai pembanding.

"Setelah embrio ayam kita diamkan selama seminggu, kita pecahkan telurnya dan kita lihat," kata Evi.

"Kalau (telur) yang hanya diberi virus saja, embrio ayamnya mati semua. Berarti dia (embrio ayamnya) mati terserang virus," imbuhnya.

"Sementara yang dengan perlakuan eucalyptus (dengan konsentrasi) 0,1 sampai 1 persen, ternyata si ayamnya bisa tumbuh dengan normal. Berarti si eucalyptus mampu menetralisir virus yang sudah diinfeksikan ke embrio ayam."

Perlu pengujian lebih lanjut

Evi mengatakan, penelitian yang dilakukan ini merupakan studi awal.

Dia pun mengetahui bahwa muncul banyak pertanyaan kenapa riset ini tidak dilakukan uji klinis atau diujikan ke manusia.

Evi menerangkan, dalam hal ini pihaknya tidak dapat melakukan uji klinis karena Kementan tidak memiliki mandat untuk melakukan uji ke manusia.

"Karena untuk melakukan uji klinis, kita sudah komunikasi juga dengan Badan POM, itu ketua pengujinya harus dokter paru. Kami kementerian pertanian enggak punya (dokter), jadi hasil ini yang kita publish ke masyarakat," terangnya.

Oleh karena itu, Evi berharap para dokter dan laboratorium yang kompeten untuk mengujikan eucalyptus dengan virus SARS-CoV-2 untuk melanjutkan riset ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com