KOMPAS.com - Kematian ratusan gajah di Botswana, Afrika Selatan, dalam dua bulan terakhir menjadi misteri yang membingungkan ilmuwan.
Dr Niall McCann dari National PArk Rescue yang bermarkas di Inggris mengatakan, teman-temannya di Afrika Selatan telah melihat lebih dari 350 bangkai gajah di Delta Okavango sejak awal Mei 2020.
Tidak ada yang tahu penyebab kematian ratusan gajah itu. Hasil laboratorium dari sampel bangkai gajah itu pun dikatakan baru bisa keluar beberapa minggu lagi.
Baca juga: Studi Ungkap Cara Gajah Bersimpati pada Spesiesnya yang Mati
Dilansir BBC, Kamis (2/7/2020), Botswana adalah rumah bagi sepertiga populasi gajah Afrika yang jumlahnya terus menurun.
Dr McCann mengatakan, para konservasionis lokal melaporkan kematian gajah pertama kali pada awal Mei saat mereka melakukan penerbangan di atas delta.
"Mereka melihat ada sekitar 169 (bangkai gajah) saat melakukan penerbangan selama tiga jam," kata McCann.
"Sebulan kemudian, penyelidikan lebih lanjut mengidentifikasi lebih banyak bangkai, sehingga totalnya menjadi lebih dari 350 (ekor)," imbuh dia.
"Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, di mana ada ratusan gajah mati dan tidak terkait dengan kekeringan."
Dilansir Phys.org, pada bulan Mei pemerintah Botswana mengesampingkan alasan perburuan liar sebagai penyebab matinya ratusan gajah. Pasalnya, bangkai gajah yang ditemukan masih lengkap, termasuk masih ada gadingnya.
Ada hal lain yang menunjukkan sesuatu selain perburuan liar.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan