Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Apa Itu Kemoterapi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Kompas.com - 01/07/2020, 10:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Nial Wheate

KEMOTERAPI adalah pengunaan obat-obatan untuk mengobati kanker pada manusia dan hewan. Kemoterapi jarang diterapkan secara tersendiri dan kerap diiringi dengan bedah, radioterapi dan imunoterapi, atau kombinasi dari itu semua.

Kemoterapi bekerja dengan cara menyebabkan sel-sel kanker menjalani semacam bunuh diri paksa, yang disebut dengan apoptosis.

Efek samping kemoterapi biasanya terjadi karena obat-obatan ini tidak mampu memilah dengan baik mana jaringan kanker dan mana jaringan sehat.

Masa depan kemoterapi terletak pada pengembangan obat yang lebih aman dan lebih mampu menyasar jaringan kanker. Selain itu, pengobatan yang lebih sesuai bagi pribadi pasien—di mana kemoterapi dipilih berdasarkan profil genetik.

Bagaimana kemoterapi digunakan?

Di Australia, pengobatan beragam kanker didasarkan pada pedoman khusus dalam basis data EviQ yang diterbitkan oleh pemerintah negara bagian New South Wales dan Cancer Institute of NSW.

Mereka memberikan panduan tentang obat apa yang harus digunakan untuk setiap jenis kanker, dosisnya, dan perawatan apa lagi yang harus diberikan.

Terkadang kemoterapi digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau radioterapi; ini dinamakan kemoterapi neo-ajuvan.

Sedangkan kemoterapi ajuvan adalah kemoterapi yang diberikan setelah operasi atau radioterapi untuk membersihkan sisa sel kanker.

Dosis obat yang diterima pasien biasanya didasarkan pada luas permukaan tubuh mereka, yang merupakan hasil perhitungan tinggi dan berat badan pasien.

Bagaimana cara kerjanya?

Obat kemoterapi dikelompokkan berdasarkan dampaknya terhadap sel kanker. Misalnya, beberapa obat menyerang DNA sel, tempat kode generiknya disimpan, dan mencegahnya disalin dan direproduksi oleh sel.

Sebaliknya, obat lain menyerang komponen sel yang disebut mikrotubulus, semacam kerangka yang memungkinkan sel untuk mempertahankan bentuk dan bergerak.

Secara umum, semua obat kemoterapi mampu membunuh sel kanker melalui proses yang disebut apoptosis. Karena kerusakan hebat yang ditimbulkan obat, sel kanker menyadari ia tidak dapat pulih atau berfungsi dengan baik, sehingga ia mati sendiri.

Meski demikian, sel kanker dapat menjadi kebal dan terus bertumbuh karena ia menemukan cara untuk memulihkan, atau menyiasati, kerusakan yang ditimbulkan obat-obatan.

Dari mana obat-obatan itu berasal?

Banyak orang salah menganggap bahwa obat kemoterapi semuanya buatan/sintetis dan dibuat di laboratorium, padahal banyak juga yang berasal dari sumber alami.

Misalnya obat doxorubicin yang berbasis antrasiklin berasal dari bakteri yang pertama kali ditemukan hidup di tanah sekitar kastil Italia abad ke-13, Castel de Monte.

Obat ini bertindak dengan mencegah terbukanya DNA dan digunakan untuk mengobati lebih dari 20 jenis kanker. Cairan infus yang mengandung salah satu jenis obat ini akan diberi warna dengan jelas; bisa merah atau biru.

Obat paclitaxel dan docetaxel yang berbasis taxel berasal dari kulit pohon yang hanya ditemukan di Amerika Utara.

Obat-obatan mengikat mikrotubulus dan mencegah mereka berpisah, yang merupakan proses penting dalam replikasi sel. Obat-obatan ini digunakan terutama untuk mengobati kanker payudara, kanker paru-paru, dan leukemia.

Sementara itu, obat vinscristine berbasis alkaloid vinca berasal dari bunga tanaman perriwinkle, yang tumbuh di Madagaskar.

Contoh kanker yang diobati dengan vincristine termasuk kanker terutama masa kanak-kanak yang disebut neuroblastoma, limfoma dan leukemia.

Bahkan obat-obatan sintetis memiliki asal yang menarik. Obat nitrogen mustard dikembangkan dari agen perang kimia.

Obat cisplatin berbasis platinum ditemukan secara tidak sengaja ketika seorang fisikawan sedang mempelajari efek medan listrik pada pertumbuhan bakteri.

Obat-obatan platinum digunakan untuk mengobati kanker rahim, testis dan paru-paru. Obat-obatan ini bekerja dengan cara mencegah sel mereplikasi dan membaca DNA.

Mengapa efek sampingnya parah?

Sebagian besar pasien yang menjalani kemoterapi akan mengalami efek samping yang cukup parah. Misalnya mual dan muntah, kelelahan, kesemutan pada lengan dan kaki mereka, kehilangan pendengaran, rambut rontok, fungsi ginjal dan hati yang buruk, dan makin rentan terkena infeksi.

Efek samping ini timbul karena obat-obatan itu tidak mampu menyeleksi kanker dengan baik. Mereka menyerang bagian tubuh mana saja yang tumbuh dengan cepat. Itu termasuk folikel rambut, lapisan mulut, lambung dan usus, dan sumsum tulang.

Karena janin juga merupakan sel yang tumbuh cepat, kemoterapi sangat berbahaya bagi perempuan hamil.

Terkadang dokter perlu memberi pasien obat tambahan untuk mengobati efek samping.

Misalnya, darah mengandung sel darah merah dan putih. Tugas sel darah merah adalah mengantarkan oksigen sedangkan sel darah putih melawan infeksi. Kemoterapi diketahui menyebabkan banyak penurunan kadar sel darah putih pasien, sehingga mereka perlu diberi antibiotik untuk memastikan mereka tidak terinfeksi.

Tahun lalu, pemerintah NSW mendanai dan menyetujui uji klinis untuk menyelidiki potensi kanabis sebagai obat untuk mengurangi mual dan muntah akibat kemoterapi.

Masa depan kemoterapi

Para ilmuwan terus bekerja untuk menemukan obat kemoterapi yang lebih baik dan lebih aman. Ketika kita mempelajari lebih lanjut tentang biologi dasar kanker, kita dapat menemukan target di dalam sel kanker yang tidak ditemukan dalam sel normal.

Dengan merancang obat yang menargetkan perbedaan ini, kita dapat membuat obat yang akan bebas efek samping.

Para ilmuwan juga mencari cara yang lebih baik dalam memberikan obat. Ini termasuk menempatkan obat dalam formulasi partikel nano, atau menempelkan molekul penargetan pada obat sehingga mereka dapat mengetahui perbedaan antara sel kanker dan sel normal.

Pada akhirnya, di masa depan kita akan melihat kemajuan yang signifikan dari pengembangan obat pribadi untuk pengobatan kanker.

Saat ini, obat kemoterapi dipilih untuk pasien berdasarkan daerah mana kanker berada. Tetapi kita sedang mengembangkan metode untuk memilih kombinasi obat yang lebih mungkin bekerja berdasarkan profil genetik sel kanker pasien.

Perawatan semacam itu lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih sedikit.

Nial Wheate

Associate Professor | Program Director, Undergraduate Pharmacy, University of Sydney

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Apa itu kemoterapi dan bagaimana cara kerjanya?” Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com