KOMPAS.com - Bagi orang-orang yang hidup di perkotaan besar, saat kembali beraktivitas di tengah pandemi Covid-19, maka akan sering bersinggungan dengan lift setiap harinya. Sayangnya, lift bisa menjadi hot spot penyebaran Covid-19.
Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi mengeluarkan tetesan cairan (droplet) saat dirinya batuk, bersin, atau berbicara.
Bisa menularkan secara langsung ke orang lain, atau meninggalkan droplet di permukaan benda sekitar.
Virus ini juga dapat menyebar melalui partikel-partikel kecil yang disebut aerosol, dikeluarkan ketika orang bernapas, berbicara, atau bernyanyi.
Baca juga: Mengapa Kita Perlu Melindungi Mata dari Penularan Virus Corona? Ahli Jelaskan
Beberapa kasus 'superspreading' menunjukkan ruangan tertutup yang padat dengan ventilasi yang buruk membuat risiko besar untuk penularan penyakit. Superspreading merupakan kejadian saat satu orang menyebarkan virus ke banyak orang.
Salah satu ruang tertutup adalah lift dan tempat ini tertutup kotak logam dengan tombol yang sering disentuh oleh banyak orang, membawa risiko yang sama untuk penyebaran.
Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Terapi Antibodi Monoklonal Obati Covid-19, Apa itu?
Melansir Live Science, Selasa (30/6/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat bahkan berencana untuk mengeluarkan panduan resmi tentang cara naik lift dengan aman di tengah pandemi Covid-19.
Langkah-langkah yang direkomendasikan akan mencakup keharusan semua orang yang naik lift memakai masker, membatasi jumlah pengguna, menandai jalur di lantai untuk mengarahkan orang masuk dan keluar.
Termasuk memasang tanda untuk mengingatkan orang bahwa jangan ngomong atau berbicara selama berada di lift, kecuali sangat terpaksa.