Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Kembangkan Terapi Antibodi Monoklonal Obati Covid-19, Apa itu?

Kompas.com - 30/06/2020, 07:34 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

Vaksin memiliki keuntungan yang dapat bekerja lebih lama dibandingkan antibodi yang berpotensi bertahan satu hingga dua bulan ke depan.

Namun, terapi antibodi ini dapat digunakan untuk perlindungan sementara, khususnya pada populasi rentan, seperti orang lanjut usia di panti jompo, petugas kesehatan, maupun orang dengan kondisi penyakit kronis.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci mengatakan terapi antibodi akan sangat penting dalam melawan Covid-19.

"Saat ini, kami sangat mendorong program pengembangan antibodi monoklonal, plasma pemulihan, dan globulin hiperium, yang semuanya didasarkan pada prinsip yang sama menggunakan antibodi," kata anggota gugus tugas virus corona Gedung Putih ini.

Baca juga: Akurasi 100 Persen, Inggris Siap Gunakan Tes Antibodi Virus Corona ini

Fauci berharap terapi antibodi ini dapat segera tersedia untuk melindungi mereka yang berisiko terinfeksi Covid-19.

Menurut wakil presiden Industry Research at BIO, David Thomas, mengatakan setidaknya, saat ini terdapat 102 perawatan antibodi Covid-19 dalam berbagai tahap pengembangan.

Thomas mengatakan beberapa terapi dirancang untuk mengobati efek sekunder Covid-19 seperti peradangan. Lainnya sedang dirancang untuk membunuh virus corona itu sendiri.

"Dibandingkan dengan penyakit lain, penelitian dan pengembangan pengobatan Covid-19 bergerak cukup cepat," kata Thomas.

Baca juga: Peneliti Texas Klaim Antibodi Ilama Bisa Lawan Virus Covid-19, Ini Penjelasannya

Empat terapi antibodi monoklonal telah dibuat untuk mengobati pasien, bahkan mungkin mencegah infeksi Covid-19 yang sudah memasuki tahap uji coba manusia pada Juni ini.

Di antaranya dua antibodi monoklonal dari perusahaan farmasi Eli Lilly di Indianapolis, satu antibodi dari AbCellera dari Kanada dan satu yang dikembangkan Junshi Biosciences.

Ahli imunologi dan penyakit menular dari Harvard, Phyllis Kanki mengatakan kendati demikian, tidak semua terapi antibodi monoklonal dari plasma darah pasien sembuh dari Covid-19, yang diuji coba berhasil diujikan pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com