Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Shisha sebagai Awal Konsumsi Narkoba pada Remaja

Kompas.com - 29/06/2020, 19:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Rasa penasaran dan keingintahuan remaja dan pelajar terhadap ragam jenis tembakau atau rokok semakin meningkat.

Berdasarkan data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, konsumsi tembakau dengan asap seperti rokok terus meningkat 0,9 persen dari tahun 2014.

Seperti diketahui, saat ini produk olahan tembakau dengan asap seperti rokok memiliki beragam jenis.

Peneliti Pusat Litbang SDPK-Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI, Tati Suryati, menyebutkan salah satu yang tren yang sedang meningkat di kalangan pelajar adalah shisha.

"Sebanyak 9,4 persen pelajar usia 13-15 tahun pernah mencoba mengonsumsi atau mengisap shisha," kata Tati dalam diskusi bertajuk 'Upaya Advokasi Kebijakan Berbasis Data Guna Melindungi Anak dan Remaja Jadi Target Industri Rokok', Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Awas, Shisha 1 Jam Setara Mengisap 100 Batang Rokok!

Shisha kerap disebut sebagai hookah. Penggunanya menghisap tembakau dengan menggunakan tabung atau pipa yang berisi air dengan wadah sebagai tempat asap, mangkuk, pipa dan selang.

Shisha merupakan gaya merokok tembakau yang biasanya dipakai oleh warga Timur Tengah.

Akan tetapi, ada hal yang menjadi sorotan Tati dari data survey GYTS ini yaitu penggunaan shisha dengan campuran obat-obatan terlarang. Terlebih lagi, tempat yang paling sering digunakan pelajar untuk menghisap shisha adalah di dalam rumah.

Mengisap shisha.Shutterstock Mengisap shisha.

Shisha sebagai awal konsumsi narkoba

Data membuktikan sebanyak 10,9 persen pengguna shisha mencampurnya dengan narkoba, atau bahan sejenisnya.

"Jadi ini kalau dikatakan rokok adalah awal daripada narkoba, ini semakin hari semakin terbukti," tegas Tati.

Data tersebut, lanjut Tati, membuktikan bahwa sudah banyak remaja yang mengonsumsi rokok kemudian mencampurnya dengan obat-obat terlarang. Tentu saja, hal ini memicu kecanduan.

Sementara, jika dilihat dari tempat para pelajar mengisap shisha, ternyata sekitar 2,8 persen pelajar melakukannya di rumah masing-masing.

Baca juga: Bahaya di Balik Menghisap Shisha

Presentasi ini paling tinggi jumlahnya dibandingkan tempat lain. Disusul oleh tempat nongkrong seperti kafe, warung kopi, dan lain sebagainya sebanyak 1,8 persen. Sementara itu, presentasi pelajar menghisap shisha di restoran hanya 0,6 persen. 

"Di tempat khusus penjual shisha angkanya 1,3 persen," ujar Tati.

Ironisnya lagi, kata dia, shisha sudah banyak dijajakan di pinggir-pinggir jalan. Sehingga akses remaja dan pelajar untuk mendapatkan tembakau jenis ini mudah sekali.

"Dan itu mirisnya, alatnya itu (pipa atau tabung rokok) cuma satu dan itu bergantian (dipakai). Itu di tengah pandemi Covid-19 sangat riskan," tambah Tati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com