Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hasil Investigasi Kementan Terkait Bakteri Listeria di Jamur Enoki Korea Selatan

Kompas.com - 27/06/2020, 16:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

3. Hasil uji laboratorium

Sampel jamur ini telah dilakukan pengujian di laboratorium PT Sarawati Indo Genetech.

Hasil pengujiannya memberikan hasil yang sesuai dengan nomor hasil uji SIG.CL.2020.013381 tanggal 5 Mei 2020 dan juga SIG.CL.62020.017013 tanggal 10 Juni 2020.

Dijelaskan Agung, berdasarkan hasil pengujian tersebut, 5 lot tidak memenuhi persyaratan karena terdeteksi mengandung bakteri L. monocytogenes dengan kisaran 1,0x104 hingga 7,2x104 colony per gram.

"Ini melewati ambang batas," ujar dia.

Baca juga: Ahli Gizi: Bakteri Listeria di Jamur Enoki Mati Jika Masaknya Benar

Oleh sebab itu, Kementan mengimbau kepada masyarakat baik importir dan juga konsumen untuk lebih cermat dan berhati-hati memilih produk pangan khususnya pangan segar asal tumbuhan seperti jamur enoki ini.

"Pilih pangan yang sudah terdaftar atau ditandai dengan nomor pendaftaran PSAT," ujar dia.

Potensi terkontaminasi bakteri

L. monocytogenes merupakan salah satu bakteri yang tersebar luas di lingkungan pertanian termasuk tanah, tanaman, silase, fekal, limbah, dan air.

Bakteri ini disebutkan tahan terhadap suhu dingin, sehingga mempunyai potensi kontaminasi silang terhadap pangan lain yang siap dikonsumsi dalam penyimpanan.

Baca juga: Jamur Enoki Dikaitkan dengan Wabah Listeria, Penyakit Apa Itu?

"Tapi, dapat dihilangkan melalui pemanasan suhu 75 derajat celcius," jelas dia.

Jika tidak dimatikan dengan dipanaskan pada suhu 75 derajat celcius tersebut. Maka, bakteri ini berpotensi menyebabkan penyakit listeriosis yang mempunyai konsekuensi sakit hingga meninggal dunia.

Serta, dampak ini berisiko tinggi pada golongan rentan, balita, ibu hamil dan orang lanjut usia.

Untuk diketahui, KLB penyakit listeria yang terjadi saat ini akibat jamur enoki dari Korea Selatan yang terkontaminasi Listeria monocytogenes juga pernah terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2014 dan 2020, serta Afrika Selatan pada tahun 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com