KOMPAS.com- Tampaknya tak ada lagi wilayah di Bumi ini yang lolos dari jeratan limbah plastik. Peneliti bahkan telah mendeteksi keberadaan mikroplastik di tubuh salah satu hewan yang hidup di Antartika, salah satu wilayah di planet ini yang terpencil dan terisolasi.
Seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (25/6/2020), temuan ini menunjukkan jika plastik telah memengaruhi rantai makanan di wilayah tersebut.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Biology Letters fokus meneliti sepotong besar busa polystrene yang ditemukan tahun 2016 di tepi Pulau King George, yang terletak sekitar 121 km dari Antartika.
Potongan plastik itu ditutupi oleh lumut yang merupakan makanan bagi invertebrata kecil mirip serangga yang dikenal sebagai Cryptopygus antarcticus, spesies serangga ekor pegas (collembolan) yang ditemukan di Antartika dan Australia.
Baca juga: Peneliti Temukan Plastik Bertahan Lebih dari 20 Tahun di Dasar Laut
C. antarcticus yang panjangnya hanya 0,1-0,2 sentimeter dan beratnya hanya beberapa mikrogram ini telah beradaptasi dengan kondisi Antartika yang ekstrem dan menjadi bagian penting dari rantai makanan di wilayah ini.
Setelah dianalisis, peneliti mendapati jika dalam usus invertebrata tersebut terdapat fragmen polistiren kecil berukuran kurang dari 100 mikrometer atau seukuran rambut manusia.
Temuan ini pun menjadi bukti berbasis lapangan pertama bahwa plastik mikro telah mencemari hewan darat Antartika serta masuk dalam rantai makanan di salah satu tempat paling terpencil di Bumi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.