Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Ahli: Konsumsi Rokok Penduduk Miskin Meningkat, Ini Memperparah Kemiskinan

Kompas.com - 25/06/2020, 16:03 WIB


KOMPAS.com- Konsumsi rokok dianjurkan untuk berhenti karena tidak hanya berkaitan dengan kesehatan penggunanya saja, melainkan juga berpengaruh terhadap kondisi yang memperparah urusan ekonomi atau kemiskinan.

Ironisnya, konsumsi rokok di Indonesia ternyata presentasi tinggi dilakukan oleh kelompok pendapatan rendah.

Berdasarkan jenis pekerjaannya, terdata yang proporsi perokok tertinggi adalah nelayan mencapai 70,4 persen dan petani atau buruh 46,1 persen.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat dalam Draft Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Teknokraktik 2020-2024, Pungkas Bahjuri Ali.

Baca juga: Perokok Anak Meningkat, Pemerintah Perlu Perketat Pengendalian Rokok

Menurut Pungkas, jenis rokok kretek-filter merupakan pengeluaran terbesar pada rumah tangga miskin setelah beras.

"Bahkan, lebih tinggi dibanding untuk belanja protein misal telur, daging, susu dan kebutuhan kesehatan lainnya," kata Pungkas dalam diskusi bertajuk Upaya Advokasi Kebijakan Berbasis Data Guna Melindungi Anak dan Remaja Jadi Target Industri Rokok, Rabu (17/6/2020).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS, menunjukkan rincian perbandingannya pengeluaran anggaran untuk konsumsi merokok adalah seperti berikut.

Ilustrasi merokok, bahaya rokok.Shutterstock Ilustrasi merokok, bahaya rokok.

Baca juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO Ingatkan Rokok Memperparah Risiko Infeksi Covid-19

  • Pengeluaran konsumsi rokok 2,6 kali dari pengeluaran untuk telur dan susu
  • Mencapai 7 kali lipat dari pengeluaran belanjan daging
  • Mencapai 3,8 lebih besar daripada pengeluaran untuk kebutuhan kesehatan lainnya

Padahal, kata Pungkas, dengan mengonsumsi rokok ini penduduk kategori ekonomi bawah atau miskin ini rentan pada berbagai kondisi atau situasi lebih buruk lainnya, seperti berikut.

1. Rentan penyakit katastropik

Seperti diketahui, mengonsumsi rokok tidak secara seketika dapat membuat seseorang mengalami sakit pada fisiknya.

Akan tetapi, seiring berjalan waktu dan proporsi merokok terus dilakukan bahkan meningkat. Inilah yang berpotensi dan berisiko tinggi mendapatkan penyakit katastropik.

Ilustrasi rokok.SHUTTERSTOCK Ilustrasi rokok.

Untuk diketahui, penyakit katastropik merupakan penyakit yang akan membutuhkan biaya yang tinggi dalam pengobatannya.

2. Menghabiskan anggaran

Hal ini berkaitan dengan rentannya terkena penyakit katastropi, juga kan berpengaruh terhadap kebutuhan anggaran yang lebih besar lagi.

Bahkan, bisa menghabiskan atau berpengaruh banyak terhadap anggaran pengeluaran untuk Penyakit Tidak Menular.

3. Penurunan produktivitas

Pungkas berkata, seperti yang sudah dilakukan oleh banyak apra ahli tentang tobaacco atau tembakau untuk rokok ini, bahwa konsumsi rokok secara aktif dapat menjadi pemicu atau faktor risiko penyakit kronis terjadi.

Baca juga: Gambar Peringatan pada Bungkus Rokok Efektif Kurangi Perokok, Ahli Jelaskan

Jika Anda menderita penyakit kronis akibat konsumsi rokok ini, bukan tidak mungkin aktivitas Anda sehari-hari bisa terganggu karena penyakit kronis yang diderita

4. Memperparah kemiskinan

Ketiga dampak rokok yang telah disebutkan sebelumnya, kata Pungkas, akan sangat berkaitan samu dengan yang lainnya.

Menjadi perokok aktif, bisa menjadi penyebab dari memperpanjang kemiskinan itu.

Sebab, harus membeli rokok yang harga jualnya saat ini sudah semakin naik, berisiko terkena penyakit kronis atau katastropik, menghabiskan anggaran, penurunan produktivitasdan akhirnya memperparah kemiskinan .

Baca juga: Pandemi Covid-19, Momentum Pemerintah Perbesar PHW di Bungkus Rokok

Oleh sebab itu, pengendalian konsumsi rokok dapat membantu Anda dan keluarga Anda terjaga kesehatannya.

"Pengendalian konsumsi rokok membantu keluarga miskin untuk mengalokasikan pendapatan ke arah yang telah produktif," ujar dia.

Pada dasarnya, tegas Pungkas, masalah rokok itu bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Oh Begitu
Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Oh Begitu
5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

Oh Begitu
Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Oh Begitu
Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Fenomena
Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Oh Begitu
Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Oh Begitu
Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Oh Begitu
Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Oh Begitu
Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Oh Begitu
Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Indikator Kesejahteraan Lokal

Indikator Kesejahteraan Lokal

Fenomena
Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Oh Begitu
Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+