KOMPAS.com - Rokok memiliki banyak dampak buruk bagi orang yang mengonsumsinya.
Kendati Indonesia berupaya mengurangi jumlah perokok, fatkanya jumlahnya justru semakin meningkat, baik di tingkat dewasa ataupun anak-anak.
Ketua Tobacco Control Support Center (TCSC), Dr Sumarjati Arjoso SKM mengatakan, kondisi konsumsi rokok di Indonesia sangat memperihatinkan.
Baca juga: Perokok Anak Meningkat, Pemerintah Perlu Perketat Pengendalian Rokok
Perokok dewasa
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, proporsi penduduk yang mengonsumsi tembakau berbentuk hisap dan kunyah pada laki-laki mencapai sebesar 62,9 persen dan perempuan sebesar 4,8 persen.
Proporsi data pada tahun 2018 menunjukkan pengurangan persentasi jumlah laki-laki yang mengonsumsi tembakau daripada tahun 2016, yaitu sebesar 68,1 persen.
Namun perlu dilihat juga, proporsi jumlah konsumsi tembakau oleh perempuan di tahun 2016 hanya sebesar 2,5 persen.
"Itu artinya ada kecenderungan meningkat (konsumsi tembakau oleh perempuan)," kata Sumar dalam diskusi bertajuk Upaya Advokasi Kebijakan Berbasis Data Guna Melindungi Anak dan Remaja Jadi Target Industri Rokok, Rabu (17/6/2020).
Peningkatan konsumsi rokok anak-anak dan remaja
Kata Sumar, perokok di usia anak-anak hingga remaja juga sungguh memperihatinkan.
Hal itu dikarenakan, pada usai remaja terjadi peningkatan perokok sebesar 0,7 persen pada usia 10 hingga 14 tahun. Serta, peningkatan sebesar 1,4 persen pada usia remaja 15-19 tahun.
Jadi, secara keseluruhan data per tahun 2018 konsumsi rata-rata tembakau hisap dan kunyah pada usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 33,8 persen.
Dituturkan Sumar, peningkatan konsumsi rokok pada anak-anak, remaja hingga dewasa ini sungguh memperihatinkan karena tidak sesuai dengan target Indonesia Emas 2030 mendatang.
Indonesia Emas yang ditargetkan memiliki banyak generasi unggul yang bisa memberdayakan diri dan mensejahterakan masyarakat di sekitarnya dengan lebih baik lagi daripada masa kini.
"Ini (peningkatan konsumsi rokok) sangat memperihatinkan, dan ini tidak sesuai dengan target kita (eliminasi rokok) nantinya," ujar dia.