Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Penyakit Otak, Pria ini Tak Bisa Kenali Angka 2 Sampai 9, Kok Bisa?

Kompas.com - 24/06/2020, 11:34 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Sebuah kasus yang tak biasa menimpa seorang ahli teknik geologi. Pria yang identitasnya dirahasiakan itu menderita cedera neurologis yang membuatnya tiba-tiba tak dapat 'melihat' angka 2 hingga 9.

Namun menariknya, ia masih dapat mengenali huruf, simbol, dan angka 0 serta 1. Kasus ini pun menarik perhatian para ilmuwan dan masih terus diselidiki.

"Kami mencoba menyelidiki proses apa yang terjadi di luar kesadarannya," ungkap Michael McCloskey, peneliti dari Johns Hopkins University, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (23/6/2020).

Baca juga: Dengar Suara Aneh, Pegawai Negeri AS di China Alami Cedera Otak

Pasien yang disebut dengan inisial RFS ini pun didiagnosa mengalami penyakit otak degenarif langka yang disebut sindrom corticobasal yang disebabkan oleh kerusakan signifikan pada dua area otak, yakni korteks dan ganglia basal.

Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini menderita gejala seperti masalah ingatan, kejang otot, dan kesulitan berjalan.

Tetapi seperti halnya gejala normal itu, RFS juga kehilangan kemampuannya untuk memahami, mendeskripsikan, atau bahkan menyalin sebagian besar angka Arab kuno.

Baca juga: Ahli Temukan Peradangan di Otak Pasien Corona Covid-19, Kok Bisa?

Contohnya saja, saat diminta untuk menyalin angka 8, RFS justru menggambar coretan tak beraturan seperti spageti.

Sementara eksperimen lainnya, tim medis menempatkan gambar atau huruf di dekat atau di dalam angka berukuran besar.

Pasien dengan mudah bisa melihat gambar dan huruf, tetapi tidak mengetahui ada angka di dekat atau di luar gambar dan huruf.

 

Walapun terdengar sulit dipercaya, tim medis menyimpulkan jika pria itu benar-benar mengalami anomali persepsi yang aneh. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal PNAS.

"Pada saat penelitian, RFS kami minta untuk menemui psikiater untuk membantu menyesuaikan dengan kondisinya. Psikiater tak curiga bahwa gejala persepsi, kognitif, atau fungsinya mencerminkan gangguan fungsional," papar McCloskey.

Baca juga: Masih Muda Sudah Sering Lupa? Waspada Ada Kerusakan di Otak

Tim peneliti benar-benar memahami apa yang sebenarnya terjadi ketika mereka mempelajari otak RFS menggunakan electroencephalography (EEG). Hasilnya menunjukkan otak RFS sedang melakukan pemrosesan yang kompleks namun tanpa kesadaran.

Tim peneliti sendiri telah bekerja sama melakukan penelitian terhadap kondisi pria tersebut selama 8 tahun.

Bahkan tim menciptakan sistem angka supaya RFS bisa melanjutkan pekerjaannya hingga pensiun beberapa tahun lagi, meski saat ini gangguan otak yang dialami belum pulih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com