KOMPAS.com - Bagi manusia terkena rintikan air hujan hanyalah gangguan kecil. Tapi tidak bagi makhluk hidup berukuran kecil, seperti kupu-kupu.
Bagi kupu-kupu, terkena tetesan air hujan membuatnya terasa seperti sedang dihantam oleh bola bowling yang jatuh dari langit. Terasa menyakitkan memang.
"(Terkena) tetesan hujan adalah peristiwa paling berbahaya bagi hewan kecil semacam ini," kata Sunghwan "Sunny" Jung, insinyur biologi dan lingkungan dari Cornell University di New York, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (17/6/2020).
Tak hanya bagi kupu-kupu, tetesan hujan juga bisa jadi malapetaka bagi serangga yang tengah terbang atau bagi burung yang kehangatannya berkurang saat hujan.
Baca juga: Setelah 150 Tahun, Kupu-kupu Inggris ini Kembali dari Kepunahan
Jadi membatasi kontak dengan setiap tetesan air hujan adalah hal yang sangat penting bagi banyak hewan.
Meski demikian, sayap kupu-kupu memiliki struktur tersembunyi yang memungkinkan mereka untuk bertahan dari tetesan air hujan yang mematikan itu.
Jung bersama rekannya berusaha melihat lebih dekat bagaimana hewan dan tanaman mengurangi bahaya akibat tetesan hujan tersebut, sehingga memungkinkan mereka untuk bertahan.
Baca juga: 60 Tahun Disimpan di Laci, Kupu-Kupu Ini Ternyata Jenis Baru
Penelitian juga dilakukan dengan mengamati dampak air yang jatuh ke kupu-kupu, ngengat, capung, bulu burung gannet, dan daun pohon katsura.
Peneliti menggunakan kamera kecepatan tinggi yang menangkap sekitar 5.000-20.000 frame per detik untuk mengamati pergerakkan air tersebut.
Pada studi sebelumnya, pengamatan serupa dilakukan namun dengan kecepatan yang jauh lebih rendah dari rintik hujan yang sesungguhnya. Tetesan hujan bisa mencapai kecepatan 10 meter per detik.