Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abai dengan Protokol Pencegahan Covid-19? Bisa Jadi Anda Narsistik atau Psikopat

Kompas.com - 16/06/2020, 16:40 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Baru-baru ini, sebuah penelitian dilakukan terkait hubungan antara gangguan kejiwaan dengan ketidakpedulian terhadap protokol pencegahan Covid-19.

Mengutip Psypost, penelitian tersebut telah dimuat dalam jurnal Social Psychology and Personality Science.

“Pengalaman saya sebagai ilmuwan dan psikolog meyakinkan bahwa psikologi dan perilaku sangat berperan penting dalam pencegahan dan pengelolaan berbagai masalah kesehatan,” tutur penulis studi Pavel S Blagov, Associate Professor dan Direktur dari Personality Laboratory, Whitman College, Washington.

Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Ini Tes untuk Tahu Anda Psikopat atau Tidak

Menurut Blagov, gangguan kejiwaan yang berkaitan dengan sikap abai terhadap protokol pencegahan Covid-19 berasal dari kelompok Dark Triad (narsistik, Machiavellianism, dan psikopat).

“Penelitian juga membuktikan bahwa mereka yang masuk dalam kelompok Dark Triad lebih menempatkan orang lain dalam risiko yang tinggi. Misal, dengan melakukan hubungan seksual tanpa memberitahu pasangannya bahwa ia mengidap HIV atua STI,” tutur Blagov.

Narsistik atau psikopat?

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr Dharmawan Ardi Purnama, Sp.KJ sepakat dengan penelitian tersebut. Menurutnya, perilaku abai terhadap protokol pencegahan Covid-19 memang bisa datang dari orang yang memiliki gangguan jiwa.

“Seseorang dengan kepribadian narsistik memiliki ciri-ciri merasa dirinya paling benar. Harus didahulukan, merasa dirinya hebat, meremehkan anggapan orang lain,” tutur Dharmawan kepada Kompas.com, Selasa (16/6/2020).

Anda bisa dibilang seorang narsistik, lanjutnya, apabila merasa hebat dan tidak akan tertular penyakit dalam hal ini Covid-19.

Baca juga: Ternyata, Narsis Tanda Anda Tak Bahagia dengan Penampilan Sendiri

“Misal kalau orang berpikir, ‘ah tenang aja saya lebih kuat, gizi baik, minum vitamin rutin, nggak akan ketularan’. Orang yang menyanjung dirinya sendiri dan meremehkan orang lain itu masuk dalam narsistik,” tambah Dharmawan.

Lalu bagaimana dengan psikopat? Dharmawan menjelaskan seseorang bisa dibilang psikopat apabila mengabaikan aturan dan tidak peduli dengan sekelilingnya.

Psikopat itu tahu peraturan namun dia abai, tidak memiliki empati, memikirkan hanya dirinya sendiri. Tidak peduli dengan aturan di sekelilingnya,” tutur ia.

Baca juga: Bedanya Psikopat dan Narsis

Dharmawan membenarkan gangguan jiwa psikopat dan narsistik berasal dari satu kelompok yang sama dan bersifat antisosial. Namun, Dharmawan menekankan bahwa kita harus membedakan orang dengan gangguan jiwa dengan orang yang kurang informasi.

“Jangan samakan orang yang psikopat, narsistik, dengan orang-orang yang tidak mendapatkan informasi secara adekuat,” lanjutnya.

Berdasarkan pengalamannya, Dharmawan bercerita, masih banyak orang yang tidak mengerti bahwa penularan Covid-19 tidak hanya melalui batuk.

Baca juga: Marak Obat Gangguan Jiwa Dijual Online, Psikiater Ingatkan Risikonya

“Kita berbicara saja sudah bisa mengeluarkan droplet. Banyak orang yang tidak tahu kalau berbicara terlalu dekat bisa menularkan penyakit. Mereka hanya tahu kalau kita batuk, kemungkinan kita mengidap Covid-19,” tambahnya.

Oleh karena itu, Dharmawan menekankan, rekomendasi untuk physical distancing serta mengenakan masker dan protokol pencegahan Covid-19 lainnya harus dilakukan dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com