Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 11/06/2020, 19:03 WIB

KOMPAS.com - Banyak negara melakukan karantina mandiri dan lockdown sebagai upaya menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini berpengaruh terhadap penurunan emisi karbon dioksida harian secara global, meski bersifat sementara.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga membawa dampak buruk bagi lingkungan. Sarung tangan lateks dan masker wajah banyak ditemukan di pantai dan selokan sejumlah negara.

Sejumlah organisasi yang peduli pada lingkungan telah menyuarakan keprihatinan terkait hal ini.

Mereka mengatakan, laut, sungai, dan selokan dibanjiri oleh masker bekas sekali pakai, sarung tangan lateks, botol hand sanitizer, dan barang-barang alat pelindung diri (APD) yang tidak dapat didaur ulang.

Baca juga: WHO: Pandemi Covid-19 Memburuk, Bukan Saatnya Bersantai

Kelompok konservasi laut Perancis, Opération Mer Propre yang secara teratur mendokumentasikan aksi bersih-bersih laut di media sosial juga melaporkan telah melihat banyak APD di Laut Mediterania.

"Limbah baru yang terkait dengan Covid-19 sangat mengkhawatirkan. Kami menemukan banyak sampah seperti ini saat melakukan pembersihan pantai, terutama sarung tangan lateks," ungkap Opération Mer Propre dalam postingan Facebook mereka pada 20 Mei 2020.

"Kemudian kami juga menemukan banyak masker sekali pakai di Laut Mediterania. Ini hanya permulaan. Jika tidak ada perubahan, hal ini akan menjadi bencana ekologis nyata dan mungkin memengaruhi kesehatan," tulis kelompok itu pada 23 Mei 2020.

Masalah lingkungan terkait Covid-19 ini tak hanya dialami Eropa.

Sejumlah pejabat kota di AS juga melaporkan bahwa selokan dan stasiun pompa air hujan tersumbat oleh sarung tangan lateks dan masker.

Meski belum ada data terkait skala masalah, media Associated Press telah menghubungi 15 otoritas kota di AS.

Semuanya melaporkan bahwa banyak saluran pembuangan yang tersumbat dan masalah drainase sejak pandemi dimulai.

 

Baca juga: Panduan Terbaru WHO Cegah Corona, Siapa Saja yang Wajib Pakai Masker?

Limbah APD terkait Covid-19 mencemari lautan, sungai, dan selokan.Opération Mer Propre Limbah APD terkait Covid-19 mencemari lautan, sungai, dan selokan.

Panduan membuang APD yang benar

Dilansir IFL Science, Selasa (9/6/2020), sehubungan dengan masalah pencemaran lingkungan ini, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS mengeluarkan pernyataan yang mengimbau masyarakat untuk membuang APD Covid-19 dnegan benar.

Panduan ini termasuk, tidak membuang tisu disinfektan, sarung tangan, masker, APD, dan limbah medis apapun ke tempat sampah daur ulang.

Ini karena limbah tersebut dapat terkontaminasi oleh patogen dan dianggap membahayakan kesehatan.

Sejumlah organisasi daur ulang pun mendesar semua orang untuk membuang masker dan sarung tangan dengan aman. Caranya dengan membuangnya ke keranjang sampah umum.

"Semua orang dilarang meninggalkan sarung tangan dan plastik di tempat parkir atau melemparkannya ke semak-semak," kata David Biderman, direktur eksekutif dan CEO Asosiasi Limbah Padat Amerika Utara (SWANA) dalam sebuah pernyataan.

"APD bekas yang dibuang ke tanah dapat meningkatkan risiko paparan Covid-19 dan berdampak negatif untuk lingkungan," imbuhnya.

Baca juga: Meski Efektif, Masker Saja Tak Bisa Cegah Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

ChatGPT dan 'Dr Google' Ditanya Tentang Kanker, Apa Jawabannya?

ChatGPT dan "Dr Google" Ditanya Tentang Kanker, Apa Jawabannya?

Fenomena
Kenapa Kita Membuka Mulut Saat Menggunakan Maskara?

Kenapa Kita Membuka Mulut Saat Menggunakan Maskara?

Kita
Benarkah Unta Menyimpan Air di Punuknya?

Benarkah Unta Menyimpan Air di Punuknya?

Oh Begitu
Mengapa Gurun Menjadi Sangat Dingin di Malam Hari?

Mengapa Gurun Menjadi Sangat Dingin di Malam Hari?

Fenomena
5 Sisi Gelap Revolusi Industri Abad Ke-18

5 Sisi Gelap Revolusi Industri Abad Ke-18

Fenomena
Apakah Gurun Sahara Bisa Menghijau Lagi Seperti Ribuan Tahun Lalu?

Apakah Gurun Sahara Bisa Menghijau Lagi Seperti Ribuan Tahun Lalu?

Fenomena
Tragedi Akademisi

Tragedi Akademisi

Fenomena
Kenapa Manusia Memiliki Rambut Kemaluan?

Kenapa Manusia Memiliki Rambut Kemaluan?

Kita
Apa Penyebab Merinding Menurut Sains?

Apa Penyebab Merinding Menurut Sains?

Kita
Kecondang: Solusi Bahan Pangan

Kecondang: Solusi Bahan Pangan

Kita
Kenapa Orang Suka Mendengarkan Lagu Sedih?

Kenapa Orang Suka Mendengarkan Lagu Sedih?

Kita
Sejak Kapan Revolusi Industri Dimulai dan Mempengaruhi Dunia?

Sejak Kapan Revolusi Industri Dimulai dan Mempengaruhi Dunia?

Fenomena
Apa Warna Bercak Darah Tanda Kehamilan?

Apa Warna Bercak Darah Tanda Kehamilan?

Kita
Bagaimana Hewan di Gurun Beradaptasi dengan Suhu yang Ekstrem?

Bagaimana Hewan di Gurun Beradaptasi dengan Suhu yang Ekstrem?

Oh Begitu
Apa Itu Fenomena El Nino?

Apa Itu Fenomena El Nino?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+