Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#BlackLivesMatter, 8 Ilmuwan Kulit Hitam yang Mengubah Dunia

Kompas.com - 11/06/2020, 16:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Pasca-kematian George Floyd, kampanye #BlackLivesMatter tetap bergulir. Sejarah kelam yang panjang menjadikan isu rasisme masih hangat di Amerika Serikat.

Padahal, beberapa orang kulit hitam terutama keturunan Afrika-Amerika berhasil menjadi tokoh dan ilmuwan yang mengubah dunia. George Washington Carver, Mae C Jemison, dan Neil deGrasse Tyson adalah beberapa ilmuwan yang namanya harum di kancah internasional.

Mengutip Biography, Kamis (11/6/2020), berikut delapan ilmuwan kulit hitam yang mengubah dunia.

1. George Washington Carver (1864 – 1943)

George Washington Carver adalah ilmuwan Afrika-Amerika sekaligus pengajar di Tuskegee Institute yang dijuluki “The Peanut Man”. Ini karena Carver menjadi penemu lebih dari 100 produk menggunakan satu bahan: kacang.

George Washington CarverBIOGRAPHY George Washington Carver

Penemuannya termasuk dye, plastik, dan bensin. Carver berjasa dalam menolong serta mempekerjakan banyak orang dalam krisis pangan tahun 1892. Mantan Presiden Theodore Roosevelt sangat mengagumi karya-karyanya, dan mengaplikasikan nasihatnya dalam aspek pertanian di Amerika Serikat.

Pada 1916, Carter menjadi anggota dari British Royal Society of Arts, gelar yang langka untuk seorang Warga Negara Amerika.

2. Mae C Jemison (1956 – )

Mae C Jemison adalah astronot NASA berdarah Afrika-Amerika pertama dalam sejarah. Pada 1992, ia meluncur ke luar angkasa menggunakan armada Endeavor. Dia adalah wanita Afrika-Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa.

Oleh karena kesuksesannya, Jemison menerima berbagai penghargaan dan gelar doktoral. Antara lain Essence Science and Technology Award (1988), Gamma Sigma Gamma Woman of the Year (1990), dan Ebony Black Achievement Award (1992).

3. Neil deGrasse Tyson (1958 - ).

Neil deGrasse Tyson adalah ahli astrofisika yang menjadi host ‘NOVA ScienceNow’. Tyson terkenal sebagai pakar yang menginformasikan semua hal mengenai fisika dan antariksa dengan sangat jelas dan menyenangkan.

Neil deGrasse TysonNew York Times Neil deGrasse Tyson

Usai lulus dari Harvard University, Tyson mendapatkan gelar doktoral dari Columbia University tahun 1991. Ia kemudian bekerja di Hayden Planeterium sebelum menjadi direktur dari planetarium itu sendiri.

Selain ‘NOVA ScienceNow’, Tyson juga menggelar podcast bernama StarTalk Radio. Tyson sampai sekarang masih menjadi wajah sains antariksa di media massa dan memiliki lebih dari 13 ribu pengikut di Twitter.

4. Alice Ball (1892 – 1916)

Alice Ball adalah seorang ahli kimia keturunan Afrika-Amerika yang berhasil menemukan obat untuk penyakit Hansen (leprosy).

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae atau Mycobacterium lepromatosis. Infeksi bakteri ini bisa merusak saraf, organ pernapasan, kulit, dan mata.

Alice Ball (paling kiri)UH Foundation Alice Ball (paling kiri)

Selain menjadi penemu obat untuk penyakit leprosy, Ball juga menjadi orang Afrika-Amerika pertama sekaligus wanita pertama yang lulus dengan gelar M.S (Master of Science) dari College of Hawaii.

Tragisnya, Ball meninggal di usia muda yaitu 24 tahun. Sepanjang hidupnya, Ball tidak mendapatkan penghargaan atas apa yang ia kerjakan. Baru beberapa tahun usai kematiannya, Ball mendapatkan kredit tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com