Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2020, 19:30 WIB

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa hidroksiklorokuin atau hydroxychloroquine tidak efektif untuk mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19. Studi ini telah dipubikasikan dalam jurnal New England Journal of Medicine.

Hidroksiklorokuin merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan menangani penyakit malaria. Namun, selama masa pandemi ini, obat ini juga dilirik para ilmuwan sebagai obat potensial untuk corona karena diduga dapat mengganggu kemampuan virus untuk menginfeksi sel.

Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah mengaku telah menggunakan hidroksiklorokuin selama hampir dua minggu sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19.

Akan tetapi, tampaknya kita tidak boleh mengikuti langkah Trump.

Baca juga: Studi Temukan Hidroksiklorokuin Tingkatkan Kematian Pasien Corona

Melansir NPR.org, Jumat (5/6/2020), penelitian dilakukan pada 821 peserta yang memiliki paparan langsung terhadap orang terinfeksi Covid-19, baik karena tinggal di tempat yang sama ataupun petugas medis yang melayani pasien-pasien Covid-19.

"Penelitian semuanya berbasis situs web. Orang-orang akan pergi ke situs web kami jika mereka tertarik untuk mendaftar," ujar Radha Rajasingham, seorang dokter penyakit menular di University of Minnesota, Kanada.

Kualifikasi peserta adalah telah melakukan pertemuan dekat dengan pasien Covid-19 dan tidak mengalami gejala penyakit tersebut.

Pertemuan dekat yang dimaksud adalah berada dalam jarak dua meter dari pasien Covid-19 selama 10 menit, tanpa mengenakan masker maupun pelindung mata atau hanya mengenakan masker tapi tidak memaakai pelindung wajah (face shield).

Baca juga: Hadapi New Normal, Ini Saran Ahli agar Terhindar dari Corona Covid-19

Setelahnya, sukarelawan akan diberikan pasokan obat untuk lima hari yang dibagi menjadi dua kelompok yakni penerima hidroksiklorokuin dan plasebo.

Dalam penelitian, plasebo juga dikenal dengan istilah 'obat kosong'. Sistem kerjanya, sebagian peserta penelitian diberi obat sesungguhnya dan sebagian lagi diberi obat kosong.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber NPR
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+