Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juli, Amerika Serikat akan Uji Vaksin Corona pada 30.000 Orang

Kompas.com - 04/06/2020, 16:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Vaksin corona akan tersedia pada akhir 2020 atau awal 2021. Musim panas ini, Amerika Serikat akan menguji vaksin virus corona pada 30.000 orang dan siap memproduksi ratusan juta dosis vaksin untuk virus SARS-CoV-2.

Uji coba vaksin tersebut, seperti dilansir dari Business Insider, Kamis (4/6/2020), dijadwalkan akan dimulai pada pekan pertama Juli mendatang.

Dr Anthony Faucy, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan pekan depan ratusan juta dosis vaksin corona akan disetujui untuk tersedia pada tahun 2021.

Perusahaan bioteknologi, Moderna, yang membuat vaksin virus corona penyebab Covid-19, akan mulai menguji vaksinnya pada 30.000 orang.

Baca juga: China Sebut Vaksin Virus Corona Siap Akhir 2020, 99 Persen Efektif

Itu merupakan Fase 3 dari proses pengembangan klinis vaksin corona. Fase ini adalah tahap uji coba terakhir sebelum vaksin untuk melawan infeksi virus SARS-CoV-2, memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

"Kami akan memulai membuat dosis vaksin, jauh sebelum vaksin itu berfungsi," kata Fauci.

Dia mengatakan hasil uji coba vaksin pada puluhan ribu orang tersebut, kemungkinan hasilnya baru dapat diketahui pada November mendatang.

Ilustrasi pemberian vaksin Ilustrasi pemberian vaksin

Baca juga: Pertama Kalinya Uji Coba Vaksin Corona pada Manusia di Australia

Ratusan juta dosis vaksin corona

Lebih lanjut Fauci mengatakan Amerika Serikat seharusnya dapat memiliki 100 juta dosis dari salah satu kandidat vaksin corona, pada akhir tahun ini.

"Lalu, pada awal 2021, kami berharap memiliki beberapa ratus juta dosis (vaksin corona)," kata Fauci seperti dilansir dari CNN.

Kendati demikian, Fauci belum dapat memastikan apakah vaksin tersebut akan efektif dalam melawan virus corona baru yang menyebabkan Covid-19.

Ilustrasi peneliti melakukan pengembangan vaksin virus corona, covid-19, di laboratorium. Ilustrasi peneliti melakukan pengembangan vaksin virus corona, covid-19, di laboratorium.

Fauci mengatakan kandidat vaksin corona pertama, yang dibuat oleh perusahaan bioteknologi Moderna dalam kemitraan dengan NIAID, telah memasuki tahap akhir uji coba atau Fase 3.

Fase 3 akan melibatkan sekitar 30.000 orang dan diujikan pada orang dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun, serta pada orang tua dan orang yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Rencananya, pada November atau Desember mendatang, sekitar 100 juta dosis vaksin untuk Covid-19 akan tersedia. Jika, uji coba pada puluhan ribu orang itu berhasil, maka vaksin corona ini dapat digunakan dengan cepat.

Para ilmuwan harus memiliki data yang cukup pada November atau Desember untuk menentukan apakah vaksin berfungsi, kata Fauci.

Baca juga: Seberapa Penting Vaksin untuk Hentikan Pandemi Covid-19?

Respons kekebalan tubuh terhadap virus corona

Sepanjang musim panas ini, Fauci mengatakan telah terlibat sedikitnya empat uji coba vaksin lain.

Fauci menambahkan apabila tubuh mampu membuat respons kekebalan tubuh dalam membersihkan virus pada infeksi alami, ini membuktikan respons yang baik terhadap vaksin.

"Tetapi, tidak pernah ada jaminan, selamanya, bahwa Anda akan mendapatkan vaksin yang efektif," kata dia.

Baca juga: Virus Corona Bermutasi, Apa Gunanya Bikin Vaksin? Ini Kata Ahli

Terkait kekebalan tubuh dan vaksin, para peneliti masih kehilangan dua informasi kunci tentang kekebalan terhadap virus corona, SARS-CoV-2.

Fauci menjelaskan orang yang terinfeksi, yang memiliki antibodi negatif, kemungkinan memiliki jumlah antibodi yang terlalu rendah untuk terdeteksi alat tes.

"Tidak jelas apakah kadar antibodi yang rendah cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ulang. Pasien lain yang pulih, menunjukkan jumlah antibodi yang tinggi," kata Fauci.

"Ini berarti bukan respon antibodi kuat yang dapat disamaratakan. Itu bisa berarti bahwa vaksin mungkin tidak menghasilkan antibodi tingkat tinggi pada beberapa orang," jelas Fauci.

 

Fauci juga khawatir terhadap daya tahan tubuh pada masing-masing orang. Sebab, seperti saat vaksin flu dikembangkan untuk melawan pilek yang disebabkan virus corona lain, umumnya perlindungan hanya berlangsung selama satu tahun.

Artinya, kemungkinan orang membutuhkan vaksin baru setiap tahun, sama halnya pada influenza.

Fauci menambahkan adanya dorongan besar yang sedang dilakukan pada program pengembangan antibodi monoklonal, yakni plasma penyembuh dan globulin hiperium.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 di Dunia Berbeda Kategorinya, Apa Saja?

"Ini semua adalah perawatan yang menggunakan antibodi, seperti vaksin, tetapi memberikannya secara langsung, memberikan perlindungan sementara, dan juga berpotensi mengobati gejala Covid-19," jelas dia.

Fauci mengatakan dia ingin melihat perawatan yang dikembangkan menggunakan antibodi monoklonal atau plasma pemulihan.

Nantinya, perawatan itu akan melindungi orang tua dan mereka yang berisiko mengalami gejala terburuk dari infeksi virus corona baru yang menyebabkan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com