Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WFH Bikin Nyeri Otot dan Pegal, Apa Penyebabnya? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 03/06/2020, 18:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 16 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kebijakan untuk beraktivitas produktif di rumah diterapkan guna menekan penyebaran virus corona, penyebab Covid-19.

Sejak saat itu, aktivitas seperti bekerja, belajar, dan beribadah dilakukan di rumah.

Selama melakukan work from home (WFH) atau bekerja di rumah, banyak orang yang mengeluh nyeri dan otot tegang.

Namun, apa yang sebenarnya memicu hal ini terjadi?

Baca juga: Psikologi Jelaskan Penyebab Masyarakat Tak Patuh Protokol Corona Covid-19

Fisioterapis dari Klinikfisioterapi physio treatment solution, Fajar Wijanarko mengungkap bahwa bekerja dari rumah memang bisa menyebabkan berbagai kondisi yang menimbulkan nyeri pada otot.

Ada beberapa faktor yang membuat ketegangan dan timbulnya rasa nyeri pada otot seseorang saat WFH. Misalnya seperti penurunan aktivitas fisik dan peningkatan beban psikologis.

"Biasanya kita itu kerja dari rumah, buat aktivitas fisik menjadi kurang," kata Fajar dalam diskusi daring bertajuk Mengatasi Ketegangan Otot Pinggang dan Leher Selama Work From Home, Sabtu (16/5/2020).

Seperti yang diketahui, tubuh manusia membutuhkan aktivitas atau gerak tubuh yang cukup untuk membuat tubuh tetap dalam kondisi sehat.

Jika aktivitas fisik berkurang, maka cenderung akan ada kerja organ-organ tertentu yang justru lebih berat dari keadaan normal, dan ada pula yang menjadi tegang karena tidak banyak digerakkan, contohnya otot.

"Biasanya, akibat ketegangan otot itu kita bisa merasa nyeri. Soalnya nyeri itu terjadi karena ketidak seimbangan kerja otot," ujar dia.

Ketidak-seimbangan kerja otot ini, umumnya membuat otot yang seharusnya bekerja secara keterkaitan, harus bekerja secara individual atau hanya satu sisi otot saja yang bekerja, sedangkan yang lain tidak.

 

Ilustrasi nyeri punggung.Shutterstock Ilustrasi nyeri punggung.

Hal ini dapat menyebabkan terjadi kesalahan motor program dalam otak manusia. Sehingga, akan merubah tekanan pada persendian.

"Akhirnya timbul nyeri," jelas dia.

Baca juga: WHO Tetapkan Fenomena Kelelahan Bekerja Jadi Penyakit Internasional Baru

Nyeri ini akan terasa semakin meningkat, tidak hanya akibat gangguan pada kinerja otot saja, melainkan juga pengaruh efek dari psikologis.

Fajar menyebutkan nyeri pada otot itu, 25 persen adalah somatic atau memang ada gangguan pada tubuh. Sedangkan, 75 persennya adalah persepsi dari efek psikologis.

"Derajat nyerinya sebenarnya nggak seberapa. Tapi, efek psikisnya jadi berpengaruh lebih," kata dia.

Fajar juga mengatakan bahwa, lingkaran penyebab nyeri itu tidak akan mudah untuk putus begitu saja.

Oleh sebab itu, bagi Anda yang merasakan nyeri otot dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya untuk melakukan terapi agar dapat di treatment secara menyeluruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com