Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kucing Lebih Tahan terhadap Gigitan Ular ketimbang Anjing

Kompas.com - 22/05/2020, 11:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Anjing umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada kucing, tampak lebih kuat dan berkuasa. Namun sayangnya, anjing lebih lemah ketimbang kucing saat menghadapi gigitan ular.

Di Australia, hanya 31 persen anjing yang mampu bertahan hidup usai terkena gigitan ular, sedangkan pada kucing, 66 persen berhasil bertahan hidup.

Jika melihat ukuran tubuh antara anjing dan kucing, mungkin kita terpikirkan bahwa racun ular harusnya lebih susah membunuh hewan yang lebih besar. Namun, yang terjadi sebaliknya, daya tahan anjing lebih lemah dari kucing.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi penyebab?

Baca juga: Viral Kucing Tertib Jaga Jarak di Depan Toko, Ada Alasan Ilmiahnya

Studi yang dilakukan oleh Bryan Fry dan Christina Zdenek dari Universitas Queensland, Australia, menjawab teka-teki ini. Alasannya adalah perbedaan darah pada kedua hewan peliharaan tersebut.

"Saya punya dua teman kehilangan anjing besar akibat gigitan ular coklat timur, mati dalam waktu kurang dari 10 menit. Padahal, ular itu tidak berukuran besar," kata Fry seperti dilansir IFL Science, Rabu (20/5/2020).

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal In Comparative Biochemistry and Physiology tersebut, Fry dan Zdenek melaporkan adanya perbedaan darah antara anjing dan kucing, yang membuat daya tahan mereka berbeda dalam merespons racun dari gigitan ular.

Ilustrasi ular kobra Ilustrasi ular kobra

Baca juga: Studi Terbaru: Kucing Bisa Terinfeksi Covid-19, dan Tularkan ke Kucing Lainnya

Penelitian dilakukan dengan memasukkan sampel darah anjing dan kucing ke beberapa tabung reaksi yang masing-masing berisikan bisa ular dari 11 spesies berbeda. Hasilnya, darah anjing lebih cepat menggumpal ketimbang darah kucing.

Bisa ular membuat darah anjing membeku secara berlebihan. Akibatnya, gumpalan darah dapat mengurangi aliran darah dan menghalangi darah untuk mencapai organ tubuh.

Memang, sebagian besar jenis ular berbahaya yang ada di Australia membunuh dengan racun yang menyebabkan penggumpalan darah pada korban.

 

Di mana ular coklat timur merupakan jenis ular yang tiga kali lebih banyak menyebabkan gigitan pada hewan peliharaan daripada kebanyakan spesies ular berbisa di Australia.

Di sisi lain, dibandingkan kucing dan manusia, ternyata secara alami plasma darah anjing lebih cepat menggumpal. Ini menunjukkan anjing lebih rentan terhadap tahun gigitan ular.

"Semua racun bertindak lebih cepat pada plasma anjing daripada kucing atau manusia. Waktu penggumpalan darah yang spontan (bahkan ketika tanpa racun), secara dramatis lebih cepat pada anjing daripada pada kucing," kata Zdenek.

Baca juga: Kucing Lebih Rentan Terinfeksi Corona Covid-19, Ini Langkah Kurangi Risiko Penularannya

Tak hanya persoalan darah, anjing juga memiliki kebiasaan yang membuatnya digigit ular pada bagian tubuh yang rentan. Umumnya anjing lebih suka mengandalkan hidung dan mulut dalam beraktivitas.

"Itu merupakan daerah sangat vaskularisasi (banyak pembuluh darah), sedangkan kucing sering memukul-mukul dengan kaki mereka," kata Fry.

Oleh sebab itu, para peneliti meminta untuk pemilik anjing dengan segera mencari pertolongan dokter ketika hewan peliharaannya tergigit oleh ular. Jangan pernah menunda-nunda!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com