"Hasil penelitian kami menunjukkan bagaimana perubahan iklim dapat melakukan hal serupa," kata Scheffer melalui keterangan tertulisnya.
Perubahan iklim yang bisa berlangsung lebih cepat ini tidak seperti virus corona yang bisa dicari atau dibuatkan vaksin dan obat penolongnya.
Scheffer mengatakan akan ada sejumlah luasan bumi ini yang akan memanas ke tingkat suhu yang nyaris tidak dapat bertahan dan tidak akan dingin lagi.
Suhu pada zona terpanas di Gurun Sahara akan menyebar luas hingga dapat dirasakan oleh 19 persen dari luas daratan bumi. Sedangkan, saat ini hanya dirasakan oleh 0,8 persen saja.
Baca juga: Pandemi Corona Banyak di Rumah Bisa Picu Cabin Fever, Apa Itu? Ini Penjelasannya
"Tidak hanya memiliki efek langsung yang menghancurkan, tetapi juga membuat masyarakat tidak akan mampu mengatasi krisis di masa depan, dan ini akan menjadi seperti pandemi baru," tegas dia.
Peneliti dari Universitas Nanjing Tiongkok, Xu Chi yang juga rekan penulis di studi ini mengungkapkan tim peneliti telah memeriksa dan memastikan semua asumsi dengan cermat selama satu tahun.
"Terus terang kami tidak percaya dengan hasil awal kami sendiri, karena temuan kami sangat mengejutkan," kata Xu Chi.
Baca juga: PBB: Perubahan Iklim Harus Dilawan seperti Pandemi Virus Corona
Bagaimanapun hasilnya, kata dia, akan sama pentingnya untuk China dan negara lain. Terutama terkait pendekatan secara global untuk melindungi anak-anak dari potensi masalah sosial yang luar biasa yang bisa dipicu oleh perubahan yang telah diperhitungkan.
Satu-satunya hal yang dapat menghentikan kondisi terburuk ini adalah dengan pengurangan emisi karbon secara cepat.