Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2020, 13:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, jantung, dan diabetes berisiko tinggi meninggal dunia.

Namun American Heart Association (AHA) mencatat, orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi berpeluang mengalami komplikasi lebih parah, jika mereka terinfeksi virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

Data temuan terhadap pasien Covid-19 di Indonesia menunjukkan, pasien meninggal banyak yang memiliki hipertensi dengan penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes hingga stroke.

Dokter Spesialis Syaraf, dr Amanda Tiksnadi SpS (K) menyebutkan berdasarkan laporan-laporan yang ada, sekitar 35 persen pasien Covid-19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes, maupun penyakit kardiovaskular lainnya.

Baca juga: Bagaimana Perkembangan Vaksin Virus Corona?

Amanda berkata, pengidap penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan menunjukkan gejala yang lebih berat bila terinfeksi Covid-19.

Sementara itu, infeksi Covid-19 pada pasien dengan hipertensi dikatakan Amanda juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada jantung, otak dan ginjal.

Akibat dari komplikasi ini antara lain adalah serangan jantung, stroke, gagal ginjal akut.

Selain itu, umum juga terjadi sindrom pengentalan dan penyumbatan pembuluh darah, infeksi bakteri dan atau jamur lain, kerusakan otot dan saraf tepi serta proses autoimun yang tentunya memperburuk prognosis.

“Oleh karena itu, dapat dipahami seorang penderita hipertensi yang terinfeksi Covid-19 memiliki faktor risiko berlipat ganda untuk mengalami kerusakan organ multiple," ujar dia.

Ironisnya, kesadaran masyarakat Indonesia akan pencegahan dan pengobatan hipertensi masih rendah.

Hal ini disampaikan President Indonesian Society of Hypertension (InaSH) atau Perhimpunan Dokter Hipertensi (PERHI), dr Tunggul D Situmorang SpPD-KGH FINASIM.

Sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya telah menderita hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

Riskesdas tahun 2018 mencatat sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1 persen penduduk di Indonesia menderita hipertensi.

Dari populasi hipertensi tersebut, hanya sebesar 8,8 persen terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4 persen dari yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat.

Baca juga: Hipertensi dan Diabetes Jadi Penyebab Utama Ginjal Kronik di Indonesia

Selain kekhawatiran hipertensi berisiko tinggi menyebabkan komplikasi penyakit lain di tengah pandemi Covid-19, masyarakat juga dihantui oleh isu yang menyatakan bahwa obat hipertensi dapat memperburuk keadaan pasien yang terinfeksi virus corona.

“Terkait dengan pasien-pasien hipertensi yang terinfeksi virus corona, akhir-akhir ini terdapat isu bahwa ada obat anti-hipertensi golongan tertentu yang dianggap dapat memperburuk keadaan. Tapi hal tersebut tidak mempunyai bukti-bukti yang cukup, sehingga (obat) tetap harus diberikan,” tegas Tunggul.

Oleh sebab itu, Tunggul menegaskan agar masyarakat tetap menjaga tekanan darah dengan cara memantaunya secara teratur agar tekanan darah dapat dikendalikan.

Sehingga komplikasi yang dapat membuat cacat dan kematian dapat dicegah sedini mungkin, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan pastinya akan berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com