Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Dokter Jiwa untuk Menerima "The New Normal" Usai Pandemi Covid-19

Kompas.com - 15/05/2020, 12:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi global Covid-19 belum juga usai. Para ahli menyebutkan masyarakat harus bersiap dengan keadaan normal yang baru (the new normal).

World Health Organization (WHO) melalui Direktur Kedaruratan WHO, dr Mike Ryan, memperingatkan bahwa virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 mungkin tak akan pernah hilang meski vaksin telah ditemukan.

Kalaupun nanti ada vaksin untuk melawan Covid-19, itu berfungsi untuk mengendalikan virus. Bukan untuk menghilangkan virus dari muka Bumi.

"Penting diketahui, virus (corona baru) ini bisa menjadi virus endemik yang ada di masyarakat, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," ungkap Ryan dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, Rabu (13/5/2020).

Baca juga: WHO Peringatkan, Virus Corona Tidak Akan Hilang Meski Ada Vaksin

Keadaan new normal menjadi bagian yang tidak akan terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, sosial, ekonomi, politik, psikologi dan lain sebagainya.

Mengkaji dari sisi psikologis, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RS Pondok Indah Bintaro, dr Leonardi Goenawan SpKJ angkat bicara.

Menurut dia, selama pandemi setiap individu akan mengalami beberapa tahapan atau fase psikologis, dengan target akhir new normal.

Baca juga: 3 Tahap Psikologis yang Anda Lalui selama Pandemi Covid-19

Tahapan atau fase psikologis yang saat ini sedang dialami masyarakat dunia adalah tahap disrupsi (perubahan berbagai pola hidup), tahap kebingungan dan ketidakpastian, hingga akhirnya tahap penerimaan atau menerima tanpa syarat terhadap kondisi yang ada berkaitan dengan pandemi ini.

"Setelah Anda melewati tahap penerimaan dalam menghadapi pandemi (Covid-19), maka Anda mulai terbiasa dengan kondisi the new normal," kata Leo, kepada Kompas.com (13/5/2020).

Pada tahapan keadaan normal baru ini, kata Leo, diharapkan Anda sepenuhnya tidak lagi merasa terganggu, bahkan sudah mulai nyaman dengan semua perubahan yang berhubungan dengan adanya pandemi.

"Kehidupan Anda sudah mulai kembali produktif dan menyenangkan untuk dijalani," ujar dia.

Pejalan kaki melintas di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemerintah telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Pejalan kaki melintas di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemerintah telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19.

Oleh karena itu, Leo memberikan beberapa saran utama agar Anda dapat tenang menerima keadaan sebagai the new normal, sebagai berikut.

- Menjaga kesehatan fisik dan mental seoptimal mungkin.
- Sikap menerima tanpa syarat dan realistis.
- Memelihara optimisme dan menyadari sepenuhnya bahwa hidup itu dinamis.
- Jangan pernah berhenti untuk belajar sesuatu yang baru.
- Melihat ke belakang hanya sebagai referensi dan belajar dari kesalahan di masa lalu.
- Fokus pada progress bukan pada kesempurnaan.
- Langkah kecil selalu lebih baik daripada tidak melangkah.

Dengan berbagai kondisi psikologis yang bisa saja muncul pada setiap individu termasuk Anda, pada masa pandemi Covid-19, kesehatan jiwa menjadi hal yang paling penting diperhatikan.

Baca juga: Stres Selama Pandemi Covid-19, Harus Bagaimana?

"Apabila tidak (memperhatikan kondisi kesehatan jiwa), dapat berdampak pada memburuknya relasi dengan sesama dan kesehatan fisik Anda juga," kata dia.

Jika Anda tidak bisa mengatasi persoalan psikologis sendiri dan memerlukan pertolongan dari tenaga profesional untuk menjalani masa pandemi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikolog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com