Prof Russell Viner, selaku rektor Royal College of Paediatrics and Child Health, mengatakan, mayoritas anak yang mengalami keadaan tersebut telah merespons perawatan dan semakin baik sehingga bisa kembali ke rumah.
"Sindrom ini sangat langka", katanya.
"Hal ini seharusnya menghentikan para orang tua membiarkan anak-anak mereka keluar dari lockdown," tambah Prof Viner.
Menurut dia, pemahaman lebih lanjut mengenai penyakit peradangan mungkin menjelaskan mengapa beberapa anak menjadi sangat sakit akibat Covid-19, sedangkan mayoritas tidak terdampak atau tidak menunjukkan gejala.
Anak-anak yang mengidap Covid-19 diperkirakan berjumlah 1 hingga 2 persen dari semua kasus positif virus corona—atau kurang dari 500 pasien di rumah sakit.
Michael Levin, profesor kedokteran spesialis anak dan kesehatan anak internasional di Imperial College London, menjelaskan bahwa kebanyakan anak-anak teruji negatif virus corona, tetapi teruji positif untuk pendeteksian antibodi.
"Dengan demikian, kami berpikir bahwa biologi penyakit entah bagaimana melibatkan respons imun yang tidak biasa terhadap virus," katanya.