Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurva Covid-19 di Indonesia Melandai, Apa yang Salah dari Datanya?

Kompas.com - 10/05/2020, 20:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

"Jadi bayangkan, kalau ini dilaporkan ke kita dan kita percaya adanya penurunan, padahal data ini hanya andalkan dari laporan lab covid kepada otoritas, yang juga tergantung pada alat dan bahan. Jadi ada dimensi lain yang perlu di perhatikan di Indonesia karena lamanya waktu pemeriksaan," paparnya.

Baca juga: Pandemi Covid-19: Kesepian saat Sendiri Itu Wajar, Begini Cara Mengatasinya...

Kondisi ini juga tercermin pada kasus Covid-19 di Jakarta yang disebut mendatar. Jika melihat kurvanya terdapat catatan 486 kasus positif yang tidak memiliki tanggal lapor, data hingga 9 Mei 2020. Jumlah ini 10 persen dari total kasus positif di Ibu Kota yang sebanyak 5.056 kasus.

Menurutnya, jika 486 kasus itu diletakkan pada grafik terakhir maka hasilnya menunjukkan peningkatan tajam. Jika angka itu dibagi merata pada grafik setiap harinya, maka juga hasilnya tak mencerminkan situasi yang sebenarnya.

"Jadi hati-hati melihat kurva yang naik atau turun, harus dilihat dulu kelengkapan datanya, cara pelaporan, variabel yang digunakan," ujar Iqbal.

Menurut Iqbal, pemerintah juga tidak transparan mengenai jumlah pemeriksaan yang sudah dilakukan di setiap lab dan setiap daerah. Intentitas pemeriksaan untuk mendekteksi orang yang positif juga terbilang rendah.

Padahal semakin banyak pemeriksaan terhadap orang yang berisiko tertular Covid-19, maka semakin baik kurva epidemi menjelaskan realitas yang sedang terjadi.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Ahli Sebut Vaksinasi Anak Harus Sesuai Jadwal

Salah satu contohnya adalah Vietnam, negara berkembang di Asia Tenggara yang sukses kendalikan penularan Covid-19. Dari sekitar 8.000 orang yang diperiksa ditemukan 1 kasus positif. Sedangkan Indonesia, dari 7 orang diperiksa, 1 kasus positif langsung ditemukan.

Artinya, klaim bahwa kasus baru telah turun di Vietnam lebih meyakinkan karena mereka telah berusaha keras mencari satu kasus positif saja. Sedangkan di Indonesia, satu kasus positif ditemukan cukup dengan memeriksa 7 orang.

"Dengan kata lain, masih banyak orang yang terinfeksi tetapi belum diperiksa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com