Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didi Kempot Meninggal, Fenomena Lagu Sedih Maestro Campursari yang Bikin Senang

Kompas.com - 05/05/2020, 16:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Sobat Ambyar berduka dengan berpulangnya Godfather of Broken Heart, Didi Kempot meninggalkan lagu-lagu patah hati yang legendaris bagi semua kalangan.

Lord Didi menghembuskan nafas terakhir pada, Selasa (5/5/2020) pagi di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo.

Maestro campursari ini memang telah lama dikenal dengan lagu-lagu sedih menyayat hati, namun namanya semakin populer dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ratusan lagu-lagu patah hatinya ternyata tak hanya difavoritkan orang-orang tua, bahkan para penggemarnya, Sobat Ambyar juga datang dari kalangan muda, bahkan anak-anak remaja.

Baca juga: Didi Kempot Didiagnosis Henti Jantung, Apa Penyebab dan Gejalanya?

"Gek opo salah awakku iki. Kowe nganti tego mblenjani janji. Opo mergo kahanan uripku iki".

Adalah sepenggal lirik dari lagu Cidro yang diciptakan Didi Kempot. Lirik lagu lawas ini begitu menyedihkan, sampai-sampai Sobat Ambyar menggambarkan perasaan hari yang remuk.

Anehnya, saat mendengar lagu-lagu sedih tentang patah hati yang dilantunkan Lord Didi, kenapa justru merasa senang?

Bukan hanya Sobat Ambyar yang merasa demikian, tetapi semua yang mendengar lagu-lagu sedih Didi Kempot juga merasakan hal yang sama.

Para ahli dari Jepang ternyata telah mempelajari fenomena ini, seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Diduga Serangan Jantung

Fenomena ini menurut ahli merupakan emosi positif seperti rasa senang dan tenang, yang dianggap wajar, setelah seseorang mendengar lagu patah hati.

Penelitian ini dilakukan pada 44 orang yang diminta mendengarkan tiga lagu klasik yang asing di telinga.

Selanjutnya, peneliti meminta peserta untuk menggambarkan perasaan yang dialami saat mendengar lagu sedih tersebut.

Rasa senang setelah mendengar lagu patah hati

Menurut hasil penelitian tersebut, kunci nada minor pada lagu sedih memang terdengar tragis, tetapi bukan berarti musiknya akan membius pendengar untuk turut merasakan kesedihan lagu tersebut.

Bukannya malah ikut merasa sedih, pendengar justru merasakan perasaan bahagia dan jauh lebih tenang.

Para ahli menduga seseorang berharap dapat merasa sedih ketika mendengar lagu patah hati, namun setelah perasaan itu didapat, rasa senang terluapkan karena harapan itu terpenuhi.

Fenomena ini oleh para ahli disebut dengan sweet anticipation atau antisipasi manis.

Bahkan, kata ahli seperti dilansir dari Popular Science, jika seseorang mengalami emosi negatif ketika mendengar musik sedih, antisipasi manis memungkinkan orang tersebut merasakan emosi positif.

Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Baca juga: Dari Kacamata Psikolog, Sobat Ambyar Didi Kempot Bukan Fans Musiman

"Dan jika itu dianggap sebagai negatif oleh pendengar, kita akan cenderung mengalami emosi ambivalensi atau perasaan ambigu (satu sisi sedih, di sisi lain senang). Secara bersamaan merasa senang oleh penilaian kognitif kita," jelas ahli.

Fenomena ini juga berhubungan dengan kenyataan bahwa kesedihan yang dirasakan seseorang dari mendengarkan lagu sedih, seperti dari lagu milik Didi Kempot, bukan akibat langsung dari situasi yang menyedihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com