Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2020, 13:34 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Perburuan obat dan vaksin untuk Covid-19 masih terus berlanjut. Baru-baru ini, peneliti dari University of Texas menemukan antibodi ilama dapat melawan virus yang menyebabkan penyakit tersebut.

Selain dari Texas, tim penelitian ini juga berasal dari National Institutes of Health and Ghent University di Belgia.

Laporan penemuan dalam penelitian ini akan dilaporkan dalam jurnal Cell sebagai jalan potensial untuk perawatan virus corona dengan melibatkan ilama atau Lama glama.

Saat ini, hasil laporan penelitian tersebut telah tersedia secara online sebagai pra-bukti yang berarti telah ditinjau, dan sedang dalam tahap akhir peer-review.

Baca juga: Studi Antibodi Tunjukkan Tingkat Infeksi Corona Bisa Lebih Tinggi

Para peneliti, seperti melansir Science Daily, Senin (4/5/2020), mencoba menghubungkan dua jenis salinan antibodi khusus yang diproduksi oleh ilama untuk membuat antiboid baru yang terikat erat dengan protein utama pada virus corona.

Protein ini disebut protein spike yang memungkinkan virus untuk masuk ke dalam sel inang.

Tes awal menunjukkan antibodi dapat memblokir virus, di mana menampilkan protein spike saat menginfeksi sel dalam kultur jaringan.

"Ini adalah salah satu antibodi pertama yang dikenal untuk menetralkan SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19)," kata Jason McLellan, associate professor of biosciences molekuler di UT Austin.

Baca juga: Ilmuwan Deteksi Antibodi Plasma Darah untuk Lawan Corona SARS-CoV-2

Saat ini, tim sedang bersiap melakukan studi pra-klinis pada hewan seperti hamster atau primata bukan manusia, dengan harapan keberhasilan penemuan antibodi ini dapat diuji pada manusia.

Tujuannya, untuk mengembangkan pengobatan yang akan membantu orang dapat pulih dalam melawan infeksi virus corona yang mewabah saat ini.

Serupa antibodi manusia

McLellan mengatakan vaksin harus diberikan satu atau dua bulan sebelum infeksi untuk memberikan perlindungan.

Namun, dengan terapi antibodi, dapat memberikan antibodi pelindung bagi seseorang secara langsung.

"Antibodi juga dapat digunakan untuk mengobati seseorang yang sudah sakit untuk mengurangi keparahan penyakit," imbuh McLellan.

Penemuan antibodi dari ilama (Lama glama) ini diklaim akan sangat membantu kelompok-kelompok rentan seperti orang lanjut usia. Petugas kesehatan dan orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus corona baru ini, juga dapat memperoleh manfaat dari antibodi pelindung.

Ilustrasi 3D virus corona yang menyebabkan Covid-19SHUTTERSTOCK/CORONA BOREALIS STUDIO Ilustrasi 3D virus corona yang menyebabkan Covid-19

Baca juga: Pakar Johns Hopkins Adopsi Metode Antibodi dari Abad 19 pada Covid-19

Peneliti menjelaskan ketika sistem kekebalan ilama mendeteksi virus dan bakteri, hewan-hewan ini, termasuk unta dan alpaka, menghasilkan dua jenis antibodi.

Salah satu antibodi yang dimiliki mirip dengan antibodi manusia, sedangkan antibodi lainnya hanya sekitar seperempatnya saja.

Antibodi yang lebih kecil disebut antibodi domain atau nanobodi, dapat dinebulasi dan digunakan dalam inhaler.

"Itu membuat mereka memiliki potensi menarik sebagai obat untuk patogen pernapasan, karena antibodi tersebut akan langsung masuk ke tempat yang terinfeksi," kata Daniel Wrapp, mahasiswa pascasarjana di laboratorium McLellan dan penulis pendamping makalah antibodi ilama untuk terapi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com