Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2020, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber SCMP


KOMPAS.com - Update terbaru jumlah kasus infeksi virus corona di dunia mencapai lebih dari 3,3 juta orang dan di Indonesia telah mencapai 10.551 kasus. Sebagian besar Covid-19 ini rentan terjadi pada pria.

Namun, dalam studi baru yang dilakukan para peneliti, virus corona lebih mungkin membunuh pria dan obesitas, seperti melansir dari South China Morning Post (SCMP), Sabtu (2/5/2020).

Para peneliti di Inggris menemukan pria dan orang gemuk cenderung lebih sedikit yang mampu bertahan hidup dari Covid-19.

Studi ini menunjukkan laki-laki atau memiliki obesitas adalah faktor signifikan yang terkait dengan kematian akibat Covid-19 di rumah sakit di Inggris.

Baca juga: Kematian Pria Akibat Virus Corona Lebih Tinggi, Ini Penyebabnya

Suatu studi yang tidak ditemukan di China, saat wabah virus corona, SARS-CoV-2 mewabah untuk pertama kalinya.

Obesitas pada orang dewasa di Inggris pada tahun 2016 tercatat terjadi pada 6,6 persen, namun pada tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi 29 persen.

"Mereka yang memiliki hasil yang buruk kebanyakan berusia lanjut, pria dan obesitas," ungkap peneliti dalam makalah yang belum ditinjau secara peer-review.

Peningkatan keparahan penyakit Covid-19 pada pasien pria terlihat pada semua usia.

Menurut makalah yang diterbitkan di medRix.org, meskipun angka kematian lebih mungkin terjadi pada orang lanjut usia, namun sebagian pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala Covid-19, mungkin tidak akan meninggal.

Baca juga: Selidiki Kenapa Pria Rentan Terinfeksi Corona, Ahli Lakukan Uji Hormon

Peneliti meyakini lebih banyak orang gemuk yang meninggal dibandingkan kelompok berisiko lainnya.

Beberapa faktor penyebabnya kemungkinan fungsi paru-paru telah berkurang dan lebih banyak peradangan pada jaringan adiposa, jaringan lemak yang ditemukan di bawah kulit dan sekitar organ vital.

Faktor ini yang kemudian dapat berkontribusi pada terjadinya badai sitokin yang memunculkan reaksi berlebihan pada imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang pada akhirnya mengancam jiwa.

Lebih dari 178.000 orang di Inggris terinfeksi virus corona baru, SARS-CoV-2, dan telah menewaskan hampir 28.000 orang.

Penelitian ini dimotori oleh para profesor di Edinburgh University, Liverpoll University dan Imperial College London yang didasarkan pada data dari hampir 17.000 pasien positif Covid-19 di 166 rumah sakit di Inggris antara 6 Februari hingga 18 April 2020.

Kelompok yang diteliti tersebut mewakili 15 persen dari semua orang yang telah dites positif covid-19 di Inggris dan 28 persen dari rawat inap di rumah sakit.

Lebih dari setengah jumlah pasien tersebut memiliki komorbiditas seperti penyakit jantung kronis, diabetes dan penyakit paru kronis non-asma.

Ilustrasi pasien positif Covid-19, terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi pasien positif Covid-19, terinfeksi virus corona

Baca juga: Kenapa Virus Corona Lebih Banyak Membunuh Pria Dibanding Wanita?

Diketahui dari makalah penelitian ini, sepertiga pasien telah meninggal, sementara 17 persen terus menerima perawatan sejak tanggal pelaporan dan setengah lainnya telah dipulangkan.

Studi ini mendeskripsikan secara rinci sebagai kasus Covid-19 terbesar di Eropa dan di luar China, di mana pusat pandemi virus corona ini berawal.

"Penelitian ini memberikan gambaran tentang penyakit dan faktor risiko Covid-19. Selain itu akan mendukung sejumlah besar penelitian (termasuk virus corona baru)," kata Peter Openshaw, profesor Experimental Medicine di Imperial College London.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com